BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) di Kabupaten Bangkalan hingga saat ini masih kekurangan tenaga dokter yang bisa standby 24 jam dalam sehari.
Dari 22 puskesmas di Bangkalan, hanya dua Puskesmas yang memiliki dokter jaga yang standby 24 jam, yakni puskesmas Blega dan Tanah Merah.
Kekurangan tenaga dokter itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, H. Sudiyo. Menurut Sudoyo, pihaknya belum bisa memberikan dokter jaga ke semua puskesmas karena jumlah dokter yang berstatus PNS juga minim.
“Di Bangkalan hanya ada 24 dokter yang berstatus PNS. Rasionya 1 puskesmas tidak sampai 2 dokter,” ujar dia Rabu, (07/10/2020).
Sudiyo mengaku, untuk mensiasati kekurangan dokter itu pihaknya sudah merekrut dokter berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) namun hal itu juga belum bisa mengatasi kekuarangan itu karena PTT hanya 7 orang.
“Mereka juga manusia, kami tidak bisa memaksakan atau memforsir mereka untuk terus bekerja secara bergantian di 22 puskesmas,” terang Sudiyo.
Yoyok sapaan akrab Kadinkes, berjanji akan melakukan pemetaan pengisian dokter di puskesmas-puskesmas yang ada di Bangkalan, khususnya puskesmas yang memiliki banyak pasien.
“Dalam waktu 6 bulan kami akan melakukan mapping dengan puskesmas pelayanan pasien terbanyak seperti Puskesmas Kamal, Klampis dan Blega,” ucap dia.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Bangkalan Nur Hasan mengatakan, Dinkes harus punya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dan tegas sebagai regulator, terutama pada puskesmas.
Karena menurut dia, mestinya memang harus ada dokter jaga yang bertugas 24 jam.Tidak cukup hanya dengan on call, melainkan ada kepastian (jam pelayanan.red) bagi pasien yang mau berobat.
“Fungsi puskesmas sejatinya lebih pada promotif preventif bukan rehabilitatif. Oleh karena itu puskesmas harus memperbanyak promosi-promosi dan sosialisasi terkait pencegahan bagi masyarakat,” imbuh Nur Hasan. (Moh Iksan)