BANGKALAN, Lingkarjatim.com– Puluhan wali murid mendatangi SDN 1 Mandung, Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan, Jumat (20/12/2019).
Mereka menemui Kepala Sekolah Muhammad Sa’id untuk menanyakan realisasi bantuan program Indonesia Pintar (PIP) dari tahun 2015 hingga 2019 yang dinilai tidak transparan.
Dihadapan kepala sekolah, seorang wali murid, Siman Jalaluddin (35) secara terang-terangan memintanya pindah ke sekolah lain.
“Kepsek memutuskan tidak mencairkan BIP untuk mencegah timbulnya gejolak di kalangan wali murid karena yang menerima hanya 4 siswa,” kata Siman.
Alasan itu tak dapat di terima oleh para wali murid. Sebab mereka mendapatkan data realisasi BIP SDN 1 Mandung tahun 2018-2019. Data itu menyebut total penerima BIP di SDN 1 Mandung sebanyak 292 siswa, namun yang menerima hanya 289 siswa.
Berdasarkan jumlah itu, kata Siman, total anggaran yang turun Rp 117.225.000 namun hanya terealisasi Rp 116.325.000.
“Sedangkan pada semester kedua jumlah siswa yang tersalurkan BIP sebanyak 193 siswa dan cair 183 siswa atau Rp. 74.475.000 dan dicairkan Rp. 71.775.000,” ujar Siman.
Menanggapi data itu, Kepala SDN 1 Mandung Muhammad Sa’id berdalih bahwa Siman belum mendengarkan penjelasan menyeluruh tentang tahapan pencairan PIP.
“Kalau ingin saya pindah, Harus ada semua tanda tangan dari wali murid,” katanya dihadapan wali murid.
Melihat situasi itu, Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Kokop, Dinas Pendidikan Bangkalan, Adi Pernomo mengusulkan agar masalah PIP diserahkan ke Dinas Pendidikan.
“Saya meminta masalah ini di serahkan sama kami dan akan kami kordinasikan sama atasan sehingga menemukan jalan keluar dan permintaan bapak-bapak wali murid sekalian untuk memindahkan Kepsek ini akan kami sampaikan terhadap dinas terkaid,” ungkap dia. (Khaeron Gazan)