SURABAYA – Lingkarjatim.com,- Ketua Panitia Penyelenggara (Panpel) Arema FC, Abdul Haris, mengklaim telah memerintahkan petugas membuka pintu stadion 15 menit sebelum tragedi Kanjuruhan. Namun, faktanya pintu stadion tertutup, bahkan nihil petugas yang berjaga saat terjadi kericuhan.
“Pintu itu sudah dibuka sesuai standar tidak ada yang ditutup, dan itu harus dibuktikan dengan membuka CCTV,” kata Haris, usai diperiksa sebagai tersangka di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa, 11 Oktober 2022.
Haris menegaskan pihaknya telah menjalani sesuai standar operasional prosedur (SOP). Dia berulangkali mengklaim telah memerintahkan seluruh petugas, untuk membuka pintu stadion 15 menit sebelum pertandingan usai.
Namun, ia mengaku tidak tahu siapa orang yang memerintahkan pintu ditutup kembali saat terjadi kericuhan.
“Tidak ada itu (yang menyuruh menutup) tidak ada perintah untuk tutup,” katanya
Oleh karena itu, Haris mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan Malang. Termasuk terkait penyebab meninggalnya suporter.
“Harus diusut tuntas semuanya, termasuk penyebab meninggalnya para suporter, biar semuanya clear,” ujarnya.
Oleh karena itu, Hari meminta pihak kepolisian melakukan autopsi, jika serius ingin menuntaskan masalah tersebut. Sebab, menurutnya, sampai saat ini belum ada korban meninggal yang diautopsi.
“Selain juga untuk mengetahui sakit yang diderita korban selamat. Karena untuk para korban masih menderita sakit. Ada yang matanya masih sakit ada yang masih sesak,” ujarnya.
Dia menyatakan saat kejadian ada gas air mata yang ditembakkan. Gas air mata tersebut, kata dia, jumlahnya bermacam-macam.
“Gas air mata itu kan jumlahnya bermacam-macam, itu bisa dideteksi dan ditemukan di lapangan. Kita ingin tahu dan diusut tuntas,” katanya.
Haris menegaskan proses hukum yang dia jalani saat ini sebagai tanggung jawabnya di Arema.
“Semoga semua segera dilancarkan, diusut sampai tuntas siapa yang melakukan karena ini tragedi kemanusiaan. Saya mohon kepada semuanya kepada pihak terkait agar segera diusut tuntas,” ujarnya. (Amal/Hasin)