Lebih lanjut ia menjelasakan, penjemputan ribuan PMI itu dilakukan di Surabaya. Sebelumnya, dikarantina terlebih dahulu selama tiga hari, hal itu untuk mengatahui kondisi kesehatan PMI. Namun, ketika PMI tersehut positif atau terinfeksi Covid-19 maka tidak bisa dilakukan penjemputan, karena masih dikarantina di Surabaya.
Kemudian, bagi PMI yang sudah tiba di Sampang menjalani isolasi madiri di rumahnya masing-masing. Sebab, untuk isolasi di BLK tidak memadai, karena setiap harinya jumlah PMI bertambah, dan sudah ribuan. Adapun untuk mengawasan para PMI yang menjalani isolasi mandiri, bekerjasama dengan Tim Gugu Tugas kabupaten, dan dari kabupaten ke Kecamatan.
“Saat PMI itu tiba di Sampang isolasi mandiri dirumahnya, dan pengawasan tetap dilakukan oleh petugas Satgas Covid-19,” imbuhnya.
Kendati demikian, ia menguraikan semua PMI harus melaksanakan vaksinasi. Sebab, orang itu rawan terinfeksi Covid-19. Sebab, baru datang dari luar negara. Cuma, ada beberapa PMI yang tidak divaksin dikarenakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) perlu dihidupkan. Dan itu harus bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).
“Semuanya harus divaksin, ada beberapa yang tidak bisa divaksin karena KTP-nya mati, saking lamanya di perantuan. Tapi, berapa yang tidak dan sudah divaksin, tidak tahu,” pungkasnya. (Din/Hyd).