Tak hanya muncul dari pedagang sapi, penolakan juga di sampaikan oleh seorang ibu bernama Sa’adah yang merupakan penjual rokok di daerah tersebut.
“Manabih kennangan saean ekinto, tapeh sayangngah penataan para padhegeng kurang, saenggeh oreng abelenjeh ribet, karena manabih oreng ajuel sapeh paleman abektah jhuko’ (kalau tempat lebih baik disini, tapi sayangnya penataan para pedagang kurang sehingga orang yang mau belanja ribet, karena kalau orang jual sapi pulangnya bawa ikan,” ucapnya seraya berharap pemerintah melakukan penataan terhadap pasar yang sudah ada saat ini dan tidak melakukan pemindahan kembali.
Bahkan seorang tokoh masyarakat bernama Ma’i mengatakan bahwa berdasarkan keinginan masyarakat untuk tidak dipindah dan sudah merasa nyaman dengan tempat yang saat ini, maka dirinya berharap pemerintah juga mendengar apa yang menjadi keinginan masyarakat tersebut.
“Sesuai dengan keluhan Masyarakat mending tetap disini, di samping untuk mengangkat perekonomian khususnya desa Petrah,” Ucap Ma’i berwibawa.