Menurut AHY Pihak istana kala itu menyampaikan bahwa Jokowi ingin bertemu dengan SBY dengan tujuan untuk memberikan klarifikasi atas yang dilakukan Kepala Staf Presiden Moeldoko. Saat itu, muncul gerakan untuk mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah oleh kubu Moeldoko. Namun, SBY menilai bahwa AHY yang paling tepat menghadap ke istana.
“Dalam pertemuan dengan AHY di Istana Bogor malam itu, Presiden Joko Widodo dengan didampingi oleh Mensesneg Pratikno menjelaskan bahwa beliau tidak tahu menahu dengan apa yang dilakukan oleh KSP Moeldoko untuk mengambilalih Partai Demokrat,” ujarnya.
Riefky berharap penjelasan SBY dan AHY itu meluruskan soal kabar bahwa Jokowi sering undang Demokrat ke istana. Bila pihak Jokowi tak senada dengan penjelasan itu, Demokrat siap untuk dikonfrontasi. “Jika ada perbedaan pendapat dengan pihak istana, kami Partai Demokrat termasuk Bapak SBY dan Ketum AHY siap untuk ‘dikonfrontir’ baik dengan Presiden Joko Widodo maupun pembantu-pembantunya. Ini sangat penting agar kebenaran tegak di negeri yang kita cintai ini,” tandasnya. (Amal/Hasin)