Mantan aktifis PMII ini mengungkapkan, padahal seharusnya pengelolaan keuangan itu menjadi tanggung jawab PD Sumekar. Di mana laba kotor perusahaan harus langsung diserahkan ke PD Sumekar, bukan dikelola pihak ketiga.
“Seharusnya, kan masuk ke PD Sumekar, bukan lantas dikelola oleh Apotek, dan kami hanya menerima laporan keuangan saja. Jadi, tidak tahu uangnya ,” katanya.
Junaidi mengungkapkan, jika tahun 2020 belum untung, malah merugi. Sehingga, menjadi wajar jika tidak memberikan dividen.
“Tapi, kalau 2021 sudah untung, tapi juga tidak setor,” tukasnya.
Sementara Asisten II Ahmad Masuni menjelaskan, jika omzet PD Sumekar terbilang cukup besar. Dan, dia hanya mengiyakan soal adanya omzet Rp 1,7 miliar itu.
“Iya, tapi ini masih akan kita bahas lebih dalam,” kata Masuni. (Abdus Salam/Hasin)