SURABAYA, Lingkarjatim.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memprediksi musim hujan akan menguyur Jawa Timur mulai Desember 2019 hingga Januari 2020.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim pun memetakan ada 22 daerah rawan bencana memasuki pada musim hujan tersebut.
“Ada sebanyak 22 kabupaten/kota di Jatim yang biasanya terjadi bencana pada musim hujan, seperti bencana banjir dan longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono, di Surabaya, Selasa (26/11/2019).
Dari 22 daerah tersebut, lanjut Suban, ada beberapa daerah di Jatim rawan bencana banjir, dampak dari luapan sungai di sekitarnya.
Di antaranya daerah terdampak akibat luapan air Sungai Bengawan Solo, yakni Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.
Kemudian banjir akibat Sungai Berantas yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember. Selanjutnya bencana banjir di Pasuruan, disebabkan adanya luapan Sungai Welang Pasuruan.
“Kemudian untuk di Madura dampak luapan Sungai Kemuning yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. “Jadi, daerah-daerah ini setiap tahunnya ulang tahun, karena menjadi langganan banjir, dan banjir bandang,” kata Suban.
Sedangkan daerah rawan bencana longsor, antara lain Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan.
Di daerah tersebut terdapat pegunungan, dan bukit-bukit yang kerap longsor saat musim hujan.
Untuk mengantisipasi bencana alam itu, Suban mengaku sudah berkoordinasi dengan BPBD, Pemerintah Daerah (Pemda), dan pihak-pihak terkait seperti Basarnas, Tim SAR, PMI, dan lainnya.
Kemudian membentuk lembaga-lembaga penanggulangan bencana, baik dari pemerintah maupun swasta.
Selanjutnya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pelatihan penanggulangan bencana, dan paham SOP penanganan bencana mulai dari persiapan sampai pasca bencana.
“Kami juga menyiapkan jalur evakuasi, lokasi evakuasi dan lainnya. Kami berharap peran aktif masyarakat bersinergi dengan pemerintah, untuk menanggulangi bencana,” kata Suban. (Amal Insani)