SURABAYA, lingkarjatim.com – Pada gelaran pilkada serentak tahun 2020, Pemilihan Walikota Surabaya salah satu yang menarik diikuti perkembangannya. Sebab, banyak politisi nasional, seperti Ahok juga Puti Guntur Soekarno, dikabarkan bakal menjadi kandidat pengganti Tri Rismaharini.
Sementara dari kalangan NU muncul banyak Bacawali, diantaranya Firman Syah Ali, Wakil Sekretaris LP Maarif NU Jawa Timur sekaligus Penasehat GMNU Jatim.
GMNU adalah NU Cyber Army yang pernah dimaki-maki dengan ujaran kebencian oleh Sugi Nur Raharja alias Gusnur.
Mencuatnya nama Cak Firman, bermula 7 Oktober lalu. Dia menerima pesan pribadi dari Ketua Barikade Gusdur Jatim, Ahmad Arizal. isinya mendukung serta mendoakan Cak Firman semoga berhasil jadi Walikota Surabaya.
Pesan itu masuk selang sehari, dari viralnya tulisan Ketua Barikade Gusdur Jember, KH Sanusi Muhtar Fadhilah, di salah satu media online tentang ketokohan Cak Firman.
Merapatnya para loyalis Gusdur dan loyalis Ahlulbait Gusdur ke Cak Firman tentu tidak mengagetkan publik, karena semua orang tau bahwa Cak Firman adalah keponakan Prof Mahfud MD, sedangkan Prof Mahfud MD merupakan santri kinasih Gusdur.
Selain itu perjuangan Cak Firman selama ini dalam membela marwah NU di medsos selalu bahu-membahu dengan para loyalis Gusdur.
Arah dukungan loyalis Gusdur hari ini semakin melengkapi dukungan tegas sebelumnya dari simpul-simpul masyarakat. Pada tanggal 22 September 2019, Cak Firman bertemu Wakil Ketua KPK terpilih, Dr H Nurul Ghufron, kemudian diberi banyak nasehat dan direstui maju Pilwali.
Hal ini terjadi setelah 8 hari sebelumnya, Cak Firman direstui maju Pilwali oleh tokoh nasional anti korupsi, Prof Dr H Moch Mahfud MD.
Pada tanggal 28 Juli 2019, Cak Firman mendapat dukungan penuh dalam forum Rakor IKA PMII untuk maju Pilwali Surabaya, bahkan dukungan itu diperkuat oleh PB IKA PMII dalam sambutan resminya.
Dua hari sebelumnya, Cak Firman mendapat dukungan dari para sesepuh kelompok cipayung, yaitu Dr H Rubaie dan Dr H Martono. Kelompok Cipayung adalah kelompok Ormawa yang beranggotakan HMI, PMII, GMNI, PMKRI dan GMKI.
Selain tokoh cipayung, kedua politisi sekaligus akademisi tersebut merupakan sesepuh PAN dan sesepuh Golkar.
Dukungan para sesepuh cipayung itu bersamaan dengan dukungan Rektor Unitomo yang sekaligus merupakan tokoh viral nasional karena ceramah-ceramahnya selalu menyentuh kalbu, yaitu Rektor Unitomo, Prof Bachrul Amiq. Prof Bachrul Amiq dengan tegas menyatakan siap jadi Juru Kampanye Cak Firman.
Empat hari sebelum dukungan para tokoh sepuh cipayung tersebut, cak Firman mendapat dukungan penuh dari Bupati Bangkalan yang juga Cicit Ulama Besar Nusantara Syaichona Cholil Bangkalan, sebagaimana kita ketahui bersama, penduduk surabaya banyak yang alumni pesantren Bangkalan.
Dukungan dari Cicit Syaichona Cholil tersebut bersamaan dengan dukungan Ketua PMII Jatim, Abdul Ghoni dan Pengurus Besar PMII Zulfahmi Abbas yang disampaikan dalam sebuah sambutan resmi.
Lantas apa saja testimoni para tokoh tentang Cak Firman? Ketua Harian KONI Jatim, Mohammad Nabil, pada tanggal 14 Juli 2018 menyatakan “Firman Syah Ali sosok yang dapat diterima oleh semua pihak”. Pernyataan salah satu sesepuh HMI itu dimuat oleh lingkarjatim.com.
Muhammad Toyyib Abraham, Komisioner KPUD Kota Malang,pada tanggal 14 Juli 2018 menyatakan via lingkarjatim.com “Beliau kakak saya, sahabat saya, teman akrab saya yang sangat hangat, santun dan tulus, dicintai kawan dan disegani lawan, saya salut sama mas Firman”.
Anggota DPRD Jatim yang sekaligus tokoh anti korupsi, Mathur Husyairi, pada tanggal 14 Juli 2018 menyatakan melalui lingkarjatim.com “Insya Allah dia amanah, saya kenal dia, bahkan akrab”.
Da’i kondang sekaligus ulama surabaya keturunan raja madura, KH RPA Mujahid Anshori, pada tanggal 20 Juli 2019 menyatakan via lingkarjatim.com “Dia kader PMII yang sangat aktif, energik, mau bekerja dan sangat cinta serta takzim kepada para ulama”.
Sementara itu Ketua Umum Badko HMI Jatim periode 2012-2014, Choirul Anam Hamadah, pada tanggal 14 Juli 2018, via lingkarjatim.com menyatakan “dia sosok pemersatu, semua kader cipayung dia anggap kadernya, baik anak HMI, GMNI, PMKRI, GMKI, PII dll sangat dekat dengan dia dengan kedekatan yang tulus”.
Sementara itu dari Pondok Pesantren Guluk-guluk Sumenep yang alumninya banyak di Surabaya, ada testimoni KH Husnan A Nafi’, yang dimuat sala satu media lokal Jawa Timur pada tanggal 17 Juli 2018.
“Firman Syah Ali itu usianya pertengahan, tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda. Gagasannya bagus-bagus, punya jiwa konsolidator yang tinggi,”
“Prestasi ilmiah tingkat nasional banyak diraih selama mas Firman kuliah. Mas Firman juga salah satu lokomotif utama Gerakan Reformasi 98, jadi aspek ketokohannya luar biasa”.
Demikian jejak digital testimoni para tokoh tentang Cak Firman Bacawali Surabaya 2020-2025. (Samsul Arifin)