Dalam ceritanya, di perjalanan ke SDN Batuputih Laok III, Pak Guru Avan diguyur hujan begitu derasnya. Namun, kegigihannya untuk tetap mengajar dan mendidik murid-muridnya tak surut, hingga akhirnya ia berhasil menerjang hujan dan sampai di sekolah.
Setibanya di sekolah, hujan masih berlangsung dan belum reda, namun belum satupun muridnya datang. Meskipun begitu, Pak Avan tetap duduk di kelas sendirian, berharap murinya segera datang.
Beberapa menit kemudian, ada yang memanggil salam. Ternyata Mohammad Syaiful Hidayat lah yang datang. Ia terlihat diantar oleh ibunya, yang menurut cerita Pak Guru Avan, ia diantar menggunakan payung berwarna cokelat.
Proses belajar mengajar lalu dimulai. Proses itu diawali dengan membaca doa dan Ummul Qur’an serta beberapa surat-surat pendek. Pak Guru Avan, dengan telaten mengajari murid mungil yang akrab dipanggil Dayat itu.
Kali ini, Pak Guru Avan mengajar dengan sedikit cara berbeda. Jika sebelumnya, ia banyak mengajar dengan memposisikan diri di depan siswa, kali ini Pak Guru Avan mengajar tepat di samping Dayat.