Bangkalan. Lingkarjatim.com,- Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Kondisi mental yang kurang stabil membuat mereka terkadang melampiaskan emosinya secara berlebihan, entah dengan cara meratap, menangis, maupun marah.
Karena keberadaan mereka yang kerap dianggap menggangu inilah, banyak masyarakat yang merasa terganggu dengan kehadirannya. Sehingga tidak sedikit dari mereka yang dikucilkan bahkan mendapat perlakuan yang tidak seharusnya.
Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap ODGJ, sebuah tim yang terdiri dari Mahasiswa dan dosen Universitas Trunojoyo Madura (UTM) membuat sebuah program pelatihan kepada ODGJ sebagai pengabdian kepada masyarakat.
Program pelatihan handycraft dilakukan kepada pasien ODGJ yang berada di Panti Jiwa Bani Amrini Batangan, Tanah Merah, Bangkalan.
Berbagai bentuk pelatihan diberikan dalam bentuk perhatian agar para ODGJ memilik kegiatan positif dan merasa mendapat perhatian secara psikologis.
Berbagai pelatihan tersebut diantaranya pelatihan pembuatan gelang tali, pelatihan pembuatan motif baju dengan teknik tye die, hingga pelatihan pembuatan asbak yang telah diselenggarakan beberapa minggu sebelumnya.
Kali ini ODGJ mendapat pelatihan kerajinan membuat bingkai foto sederhana dengan menggunakan stik es krim sebagai bahan utamanya.
Stik es krim yang telah tersedia kemudian disusun dan dilekatkan sedemikian rupa dengan menggunakan lem kayu. Didalam bingkai tersebut juga diberikan foto para ODGJ.
“Tujuan pelatihan pembuatan bingkai foto ini, selain untuk mengisi waktu luang pasien ODGJ juga untuk memberikan kenang-kenangan sebelum kami mengakhiri kegiatan abdimas beberapa pekan yang akan datang” ucap Muhammad Hafidori salah satu mahasiswa pelaksana kegiatan tersebut, Rabu (16/11/22).
Menurutnya pelatihan pembuatan bingkai foto ini merupakan pelatihan keempat sekaligus pelatihan terakhir yang diberikan kepada pasien pasien ODGJ.
Kegiatan pelatihan berlangsung seru dan menggembirakan, para ODGJ terlihat sangat antusias dan bahagia mengikuti kegiatan tersebut. Mereka seakan merasa memiliki dunia dan harapan baru dalam menjalani hidupnya. (*)
