SURABAYA – Lingkarjatim.com,- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menggenjot produktivitas budidaya rumput laut, sebagai komoditas unggulan ekspor produk perikanan Indonesia di pasar dunia. Salah satu caranya dengan menggelar Seaweed Investment Forum and Festival (SIFFEST).
“Dari kegiatan ini diharapkan adanya link and match antara hasil riset dan inovasi dengan pelaku industri rumput laut, khususnya untuk memaksimalkan pemanfaatan produksi. Juga untuk menggali potensi dan peluang pengembangan rumput laut bernilai ekonomis lainnya,” kata Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, saat membuka acara SIFFEST di Surabaya, Selasa, 1 November 2022.
Sakti mengatakan, kegiatan SIFFEST ini sebagai bentuk nyata KKP dalam menjalankan lima program prioritas pembangunan ekonomi biru. Yaitu memperluas wilayah konservasi dengan target 30 persen sebagai wilayah konservasi tertutup untuk memproduksi oksigen, menjaga fungsi serapan karbon, dan menjadikan wilayah konservasi sebagai tempat pemijahan ikan.
“Kami harap kegiatan ini dapat menjadi wadah temu bisnis dan investasi bagi pemangku kepentingan, dalam rangka menarik minat investasi dan pengembangan usaha rumput laut nasional,” ujarnya.
Poin kedua, penangkapan ikan terukur berbasis kuota berdasarkan enam zona penangkapan ikan. Kemudian, pembangunan budidaya yang ramah lingkungan di wilayah laut, pesisir, dan darat. “Untuk kegiatan budidaya akan difokuskan pada produk perikanan unggulan seperti udang, kepiting, lobster, rumput laut, dan ikan yang bernilai ekonomis tinggi,” katanya.
Keempat, menjaga wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dari potensi kerusakan akibat kegiatan ekonomi yang tidak terkendali. Terakhir, penerapan program “Bulan Cinta Laut“ sebagai komitmen Indonesia untuk menjaga wilayah laut bersih dan bebas sampah plastik.
Salah satu upaya untuk mendukung program prioritas tersebut, khususnya program ke-3 adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan rumput laut sebagai “emas hijau”, dari perairan Indonesia untuk dikembangkan menjadi kawasan-kawasan industri rumput laut nasional. Apalagi, dengan 6,4 juta kilometer persegi luas lautan dan panjang garis pantai mencapai 108 ribu kilometer, Indonesia menjadi tempat tumbuhnya berbagai jenis rumput laut.
Dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, lanjut Sakti, rumput laut dapat diolah menjadi beragam produk bernilai tambah dan manfaat serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Produk turunan rumput laut dapat menjadi bahan pangan dan non pangan. “Seperti pakan ternak atau ikan, pupuk, kosmetik, dan juga farmasi. Selain itu, rumput laut juga mampu menyerap karbon,” ujarnya. (Amal/Hasin)