Sebelumnya, perayaan Salase Topak Bujuk Buker dilakukan oleh warga dengan berjalan kaki menuju makam dengan menempuh jarak sejauh 3 kilo meter, namun seiring perkemabngan zaman, saat ini sudah banyak yang menggunakan kendaraan sepeda motor.
“Tapi yang jelas, tiap tahun dari pintu masuk Desa Buker hingga makam Bujuk Buker terpenuhi orang, jalan tersebut kisaran 3 kilo dan kondisi jalan merupakan tanjakan,” Lanjut Hamid menceritakan kisah beberapa tahun lalu.
Lokasi Bujuk Buker juga memiliki pemandangan yang indah karena lokasinya yang berada di dataran tinggi, sehingga selain berziarah, pengunjung juga menyempatkan diri untuk mengambil foto dokumentasi.
Sebenarnya, peziarah tidak hanya datang disaat Selase topak, apda hari biasa juga terkadang ada juga peziarah yang datang ke makam Bujuk Buker namun tidak sebanyak peziarah disaat momen selase topak.
“Selain Salase Topak setiap tahun kadang juga ada orang yang melakukan selamatan Bujuk. Biasanya orang yang ingin melakukan selametan itu langsung ditangani oleh juru kunci makam, dan pastinya pelaksana selamatan itu datang secara rombongan,” cerita Hamid.
Saat melakukan ziarah, seperti biasa biasanya pengunjung membaca surat Yasin dan doa tahlil. (Jamaluddin/Hasin)