SUMENEP, Lingkarjatim.com — Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Sumenep, Jawa Timur masa khidmat 2019-2020 dilantik. Momen itu dilaksanakan di Graha Al-Ikhlas Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Minggu (16/02).
Lagu mahasiswa ‘padamu negeri’ mengiringi prosesi sakral itu. Sebagai simbol, PMII merupakan organisasi kaderisasi kemahasiswaan yang senantiasa dan berorientasi untuk berjuang untuk negeri dan kepentingan masyarakat.
Selain pelantikan, juga dilengkapi diskusi publik bertemakan ‘Strategi Gerakan PMII untuk Percepatan Pembangunan Daerah. Hadir sebagai pemateri Konsultan Pendamping Desa Jawa Timur, Miftahol Munir, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep, Yayak Nurwahyudi.
Ketua PC PMII Sumenep, Ahmad Hariyanto mengatakan, sudah saatnya kader PMII Sumenep menunjukkan kiprah dalam percepatan pembangunan di kabupaten berlambang kuda terbang. Paling tidak, berelaborasi bersama pemerintah dalam sumbangsih pemikiran.
“Pemerintah tidak bisa sendirian dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban, kader-kader PMII, paling tidak memberikan sumbangsih pemikiran pada pemerintah daerah tentang strategi pembangunan,” katanya.
Alumni Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep itu juga menyampaikan, kader PMII harus senantiasa kritis dalam setiap program percepatan pembangunan di Sumenep. Ia menekankan, kritis dimaksud, peka terhadap segala persoalan, termasuk persoalan pembangunan.
“Jika misalkan apa yang dilakukan pemerintah keluar dari orientasinya, maka sudah menjadi kewajiban bagi kader-kader PMII untuk memberikan kritikan. Namun, kritik itu bukanlah mencela. Kritik itu harus memberikan solusi bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah,” ucapnya.
Yanto juga mengatakan, PMII Sumenep, siap bermitra dengan pemerintah dalam segala bidang. Kendati demikian, PMII akan bermitra dengan pemerintah untuk kemajuan Sumenep. Bermitra itu, tanpa menghilangkan fungsi PMII itu sendiri, yakni ikut memberikan kontrol terhadap kinerja pemerintah kabupaten ujung timur Pulau Madura.
Ia juga menyampaikan, saat ini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumenep relatif masih rendah. Hal itu membuat pembangunan daerah ini bisa menjadi lambat. Untuk itu, dia berharap pemerintah mengambil langkah strategis, salah satunya dalam bidang pendidikan.
“Kami harap pemerintah bisa mengambil langlah strategis dalam peningkatan IPM. Kita terlalu jauh dengan kota-kota besar seperti Surabaya. Jika pemerintah punya langkah taktis, saya yakin, suatu saat kita bisa bersaing dengan Surabaya saoal IPM ini,” tegasnya. (Abdus Salam)