SAMPANG, Lingkarjatim.com – Pengadaan buku perpus Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Sampang tahun 2022 ini sangat memperihatinkan. Sebab, anggaran yang disediakan dalam satu tahun hanya puluhan juta, anggaran itu tidak mempu membelanjakan semua bahkan 50% dari kebutuhan buku.
Catatan Lingkarjatim.com, pada tahun 2021 Disarpus Sampang kecipratan anggaran sebesar Rp 170 juta untuk pengadaan buku. Jumlah itu juga belum bisa memenuhi kebutuhan. Di tahun 2022 ini anggaran pengadaan buku jauh dibawah tahun 2021, sebab hanya Rp 30 juta dalam satu tahun, hal ini perlu diperhatikan agar semua masyarakat yang datang ke perpus terfasilitasi dengan baik.
Saat dikonfirmasi, Koordinator Pustakawan Disarpus Sampang, Holil menyampaikan, ketersedian buku saat ini cukup terbatas, dan banyak buku-buku lama yang tidak diperbaharui, sehingga perlu melakukan pengadaan buku.
Akan tetapi, untuk melakukan pengadaan tidak bisa maksimal, sebab anggaran yang disediakan untuk pengadaan buku dalam satu tahun hanya Rp 30 juta. Jumlah itu hanya untuk 800 eksemplar buku saja.
“Dan meski nilai pagunya Rp 30 juta sistem pengadaannya pakai lelang di Barjas bukan penunjukan langsung,” tuturnya, Jum’at (8/4/2022).
Dijelaskan, pengadaan buku itu atas dasar pengajuan dari pengunjung. Sebab, pada saat mereka mencari buku dan ternyata tidak ada di Perpus Sampang maka dimasukan ke daftar pengadaan buku, dan itu menjadi pemicu minat baca di Kota Bahari.
“Kalau kekurangan buku tidak hafal, cuma yang jelas pengadaan buku itu atas pengajuan pengunjung, karena memang tidak ada di perpus,” imbuhnya.
Adapun penyebab minimnya dana pengadaan buku itu karena, anggarannya tersedot pada pembangunan kantor Disarpus baru yang bertempat di area Monumen Trunojoyo Sampang.
“Semoga nanti setelah pindah ke kantor Perpustakaan baru semuanya dapat diperbaiki dan lebih maksimal lagi,” pungkasnya. (Jamaluddin/Hasin)
