SURABAYA, Lingkarjatim – Bulan Juli 2019 merupakan terakhir kalinya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkomunikasi dengan almarhum Fuad Amin Imron.
Kala itu, kata Khofifah, Fuad Amin berulangkali menitip pesan kepada Khofifah untuk membimbing adiknya, yakni Bupati Bangkalan Abd. Latif Amin Imron atau Ra Latif.
“Kira-kira dua bulan lalu beliau bertelepon dengan saya. Beberapa kali beliau menitipkan adiknya Bupati Bangkalan supaya dibimbing, dibreafing beberapa kali beliau sampaikan,” kata Khofifah, di Surabaya, Selasa (17/9/2019).
Bahkan, kata Khofifah, Fuad Amin meminta dirinya menjadi kakak asuh Ra Latif (Bupati Bangkalan). Khofifah menilai wajar, mengingat dirinya kenal dekat dengan Fuad Amin, yakni ketika bersama-sama menjadi anggota DPR RI.
“Saya sampaikan bahwa pesannya Kiai Fuad, saya diminta menjadi kakak asuh membimbing. Tadi saya sampaikan ke Bupati Bangkalan, yang dua bulan lalu, saya ditelepon dengan kalimat yang sama saat almarhum bersama Ra Latif,” ujarnya.
Bagi Khofifah, Fuad Amin merupakan salah satu tokoh Madura yang dihormati. Pasalnya mendiang Fuad Amin merupakan cicit dari inisiator pendiri NU, Syaikhona Kholil Bangkalan.
“Beliau merupakan cicit dari inisiator pendiri NU, Syaikhona Kholil Bangkalan. Beliau kategori inisiator NU, pasti kita menghormati seluruh keluarga besar inisiator NU,” katanya.
Mantan Bupati Bangkalan dua priode, Fuad Amin Imron, meninggal dunia di Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya pada pukul 16.12 WIB, karena penyakit komplikasi yang dideritanya.
Terpidana kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU), meninggal dunia pada usia 71 tahun telah dirawat di Graha Amerta selama tiga hari mulai tanggal 14 September 2019 setelah dirujuk dari RSUD Sidoarjo. (Amal Insani)