SAMPANG, Lingkarjatim.com – Kemarau panjang di Kabupaten Sampang berdampak terhadap ketersediaan air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, pasalnya debit air bersih dari empat lokasi sumber yang diproduksi PDAM Kabupaten Sampang mengalami penurunan sekitar 50 persen.
Empat sumber air PDAM yang mengalami penurunan debit tersebut, yakni sumber air di daerah Glisgis, Sogian, Rubaru dan Gunung Maddah.
Kepala Bagian Hubungan Langganan (Hublang) PDAM Kabupaten Sampang, Yazid Solihin mengatakan bahwa menurunnya debit air di empat sumber yang ada berdampak terhadap distribusi air bersih kepada semua pelanggan.
“Musim kemarau saat ini debit air di empat sumber air PDAM mengalami penurunan 50 persen, sehingga sangat berdampak terhadap penyaluran air ke seluruh pelanggan PDAM,” katanya, Kamis (20/9)
Namun demikian, pihaknya mengklaim sudah melakukan koordinasi dengan bagian teknis untuk melakukan rekayasa penggunaan air terhadap pelanggan. Karena dengan keberadaan air yang minim penyaluran air ke pelanggan PDAM akan dilakukan secara bergantian.
“Dengan minimnya air, maka nanti akan kami rekayasa untuk penyaluran air ke pelanggan PDAM yakni dengan dilakukan secara bergantian,” tambahnya.
Sebelumnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang Anang Junaidi menyebutkan dampak kemarau panjang ini, sedikitnya ada 67 Desa di Kabupaten Sampang mengalami kering kritis. Sayangnya bantuan air bersih hanya dilakukan hingga akhir Agustus lalu.
Ia juga mengatakan bahwa desa yang masuk kategori rawan kekeringan didaerahnya, disebabkan oleh faktor geografis yakni ketersedian sumber air minim.
“Droping air bersih pihaknya hanya memprioritaskan daerah yang krisis air atau yang benar-benar membutuhkan. Sebab, ketersediaan bantuan dan petugas serta kendaraan tangki terbatas,” katanya.(Abdul Wahed)