Prestasi penurunan angka kemiskinan terjadi di perkotaan dan perdesaan pada periode Maret hingga September 2021. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) di periode tersebut penurunan angka kemiskinan mencapai 313,13 ribu jiwa dengan jumlah tertinggi nasional.
Di bawahnya ada Jawa Barat sebesar 190,48 ribu jiwa, Jawa Tengah 175,74 ribu jiwa, Lampung 76,91 ribu jiwa, dan Sumatera Utara 70,79 ribu jiwa.
Data tersebut berhasil mengoreksi angka kemiskinan Jatim dari 4,57 juta jiwa (11,40%) menjadi 4,25 juta jiwa (10,59%) atau turun 0,81 persen. Capaian prestasi juga terjadi pada penurunan kemiakinan perdesaan pada periode September 2020 hingga September 2021 sebesar 1,37 prosen. Penurunan ini tertinggi sepanjang dekade 10 tahun terakhir.
Di perdesaan, penurunan angka kemiskinan terjadi dari 15,16 persen pada September 2020 menjadi 13,79 persen pada September 2021 atau terkoreksi minus 1,37 poin. Sedangkan pada periode yang sama di perkotaan, angka kemiskinan turun dari 8,37 persen menjadi 7,99 persen atau terkoreksi minus 0,38 persen.
Dengan menurunnya angka kemiskinan di perdesaan dan perkotaan, disparitas angka kemiskinan pun semakin kecil antara kedua wilayah, yakni turun dari 8,24 persen pada September 2018 menjadi 5,8 persen pada September 2021.
“Tidak hanya dalam penurunan kemiskinan, statistik dalam pertumbuhan ekonomi dan pengendalian laju inflasi juga menunjukkan Jatim benar-benar bangkit dari pandemi Covid-19,” jelasnya.