SUMENEP, Lingkarjatim.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur mengambil berbagai langkah untuk mencegah penyebaran pandemi covid-19 atau yang lebih dikenal dengan virus corona di kabupaten ujung timur Pulau Madura.
Setidaknya, ada 6 langkah preventif yang dijadikan kebijkan pemerintah kabupaten berlambang kuda terbang untuk mencegah penyebaran virus yang kini menyebar disejumlah negara di dunia tersebut.
Pertama, Pemkab Sumenep telah membentuk satgas penanggulangan bencana non alam dan percepatan penanganan dan tim kesiapsiagaan dan kewaspadaan Covid-19. Tim ini, dipimpin langsung oleh dr. Andre.
Kedua, Pemkab Sumenep mengeluarkan Surat Edaran kepada sumua OPD, dan elemen lainnya, mulai Pengasuh Pondok Pesantren, hingga takmir Masjid dan Mushalla untuk melakukan pola hidup sehat dan tidak mengadakan kegiatan yang menghadirkan banyak massa.
Langkah ke tiga, yakni melakukan penyemprotan desinfektan ke beberapa fasilitas umum, seperti kantor OPD, tempat ibadah, Pondok Pesantren, pasar, terminal, pelabuhan, dan tempat-tempat keramaian lainnya.
Ke empat, Pemerintah Kabupaten Sumenep telah mengintruksikan penutupan tempat wisata yang dikelola pemerintah. Pemerintah juga membatasi jam operasional temat keramaian, seperti cafe.
Langkah ke Lima, yakni menggunakan gedung Islamic Center Bindara Saod di Desa Torbang, Kecamatan Batuan sebagai tempat isolasi sementara warga yang terindikasi terinfeksi covid-19. Dua ruangan yang disediakan dijadikan tempat transit sementara bagi mereka yang masuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP), sebelum nantinya dikirim ke Surabaya untuk mendapat pelayanan medis lebih lanjut.
Berikutnya, sebagai langkah lanjutan, Pemerintah Kabupaten Sumenep kini tengah menyiapkan anggaran senilai Rp 750 juta untuk melaksanakan operasi pasar disetiap kecamatan di Sumenep. Anggaran ini diambil dari belanja tidak terduga dengan sasaran masyarakat kurang mampu.
Bupati Sumenep, Abuya Busryo Karim menghimbau masyarakat untuk tidak panik tapi harus waspada. Ia meminta masyarakat agar tetap menjaga pola hidup sehat. Serta meminta masyarakat untuk tatap melaksanakan social distancing atau menjaga jarak sosial.
Update hari Selasa pagi kemarin, setidaknya ada 690 orang di Sumenep masuk dalam Orang Dalam Resiko (ODR) Covid-19. Kata bupati, ia tidak terinfeksi, hanya saja beresiko karena mereka baru datang dari luar daerah seperti Jakarta, Bali, maupun dari luar negeri.
Update pagi ini, Rabu (23/03), dilansir dari Fanpage Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, ada 14 orang di Sumenep berstatus ODP. Sedangkan, untuk PDP, terkonfirmasi positif, maupun meninggal dunia nihil.
“Insya Allah, sementara saat ini Sumenep aman dari penyakit corona,” kata Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim saat melakukan konferensi pers bersama Forkopimda di Pendapa Agung Sumenep kemarin. (Abdus Salam).