Sementara itu, Asisten Manager Mikro BRI Cabang Sumenep, Chandra Setiawan mengatakan, apa yang dialami Hobaybullah diduga tindakan penipuan. Katandia, hal serupa lumrah terjadi baik di bank milik negara maupun swasta.
“Mulai dari diiming-imingi hadiah lewat telepon. Bahkan, dulu sebelum sosmed juga ada nelepon disuruh bayar pajak, setalah itu gak ada apa-apa,” katanya.
Soal dugaan kebocoran data korban selaku nasabah, ia mengaku tidak tahu menahu. Ia menduga hal itu dilakukan orang tidak bertanggungjawab. Namun demikian, ia menegaskam hal tersebut tidak akan dilakukan orang di internal bank pelat merah tersebut.
Ia mengaku, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada nasabah terkait adanya potensi penipuan dalam bentuk apapun yang mengatasnamakan Bank BRI. Agar nasabahnya bisa lebih berhati-hati.
“Tindakan ini kan dari luar, sistem kami terproteksi dengan aman,” katanya, meski nasabah dengan jelas menerima kode OTP-BRI
Lebih lanjut, ia menjelaskan, karyawan maupun petugas BRI tidak akan tahu isi OTP yang dikirim ke setiap nasabah. Jika ada orang lain bisa mengetahui, besar kemungkinan adalah bentuk penipuan. Ia menampik sistem keamanan BRI bocor dan mudah diretas.
“Mereka bisa mengajak nasabah bertindak sendiri, jadi intinya yang melakukan nasabah itu sendiri kayak tadi mengiyakan OTP itu,” ungkapnya.
Soal OTP yang diterima Hibaybullah, ia menyebut OTP tersebut palsu. OTP itu tidak dikirim pihak BRI. Hal itu diduga dilakukan oleh hacker. “Iya itu kan tulisannya saja Mas,” katanya, saat media menunjukkan bukti kode OTP-BRI yang diterima dari korban.