SUMENEP, Lingkarjatim.com – Persoalan harga garam di Sumenep, Jawa Timur belum juga diterima petani garam. Khususnya petani garam asal Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget.
Saat ini, harga garam ditingkat perusahaan lokal terbilang cukup rendah, yakni Rp 450 per kilogram untuk KW 1, Rp 300 untuk KW 2, dan Rp 200 untuk KW 3. Sedangkan di Surabaya yakni Rp 700 per kilogram untuk KW 1.
Rendahnya harga garam itu, merupakan harga terendah dalam beberapa musim terakhir. Ditambah, serapan garam yang tidak sebanding dengan hasil produksi yang ada.
“Musim saat ini adalah titik terendah dipetambak garam yang sangat kesulitan untuk menjual hasil produksinya,” kata H. Ubet, salah satu petambak garam asal Kalianget usai audensi dengan pimpinan DPRD Sumenep, Senin (14/10).
Salah satu penyebab rendahnya harga garam, kata dia adalah kebijakan pemerintah dalam mengimpor garam yang dinilai tidak memperhatikan nasib petambak garam lokal.
“Ini karena berlebihan impor yang dilakukan pemerintah tahun 2018, yaitu 3,7 juta ton. Ini over stok, sehingga sangat berdampak pada penyerapan garam rakyat yang tidak maksimal. Dan berdampak tidak baik terhadap harga,” tambahnya.
Kata dia, kondisi garam dikalangan petambak cukup bagus. Stok nya pun terbilang melimpah. Namun, serapan garam sendiri tidak maksimal.
“Kondisi garam dibawah bagus, stok garam dipetambak garam melimpah. Serapannya tidak maksimal, perusahaan membatasi karena stoknya sudah banyak,” jelasnya.
Ditambah, saat ini musim panas yang relatif panjang. Produksi garam akan semakin melimpah. “Panen raya belum selesai. Kalau cuaca seperti ini akan semakim banyak produksi garam itu,” ucapnya.
Keberadaan PT Garam, selaku BUMN yang kembali ngantor di Sumenep pun belum maksimal. Saat ini, PT Garam baru menyerap 3.300 ton dari garam rakyat.
“PT Garam sendiri sudah melakukan penyerapan, untuk tahap pertama ini melakukan penyerapan 3.300 ton dengan harga Rp 700 per kilogram,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Sumenep, A Hamid Ali Munir berjanji akan mendampingi dan memfasilitasi petambak garam. Hamid mengaku prihatin anjloknya harga garam dipetambak garam.
“Nanti kami akan berkirim surat ke pemerintah pusat. Terus komisi II akan melalukan rapat kerja dengan PT Garam agar dapat menyerap garam rakyat,” katanya. (Abdus Salam)