BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Fungsi rapid tes menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Bangkalan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan hasil dari rapid tes itu juga sempat menimbulkan kontroversi di kalangan pejabat Bangkalan.
Pembahasan hingga kontroversi itu lantaran fungsi rapid tes itu masih simpang siur di kalangan masyarakat, sehingga masyarakat menjadi khawatir, apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini.
Untuk menjawab kesalahpahaman fungsi rapid tes di tengah masyarakat, ketua satgas Covid-19 RSUD Syamrabu Bangkalan, dokter Catur Budi menjelaskan fungsi sebenarnya dari alat itu.
Dokter Catur menjelaskan, rapid tes adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi awal potensi adanya Covid-19 di dalam tubuh seseorang dengan melihat antibodinya.
Jika seseorang terkena Corona, maka antibodi dalam tubuhnya akan merespon, nah dari antibodi itu muncul kadar. Kalau pertama kena, kadarnya masih kecil kemudian membesar perlahan sampai puncaknya di hari ke 14.
“Jadi ketika rapid tes itu dilakukan pada awal dengan kadar yang kurang maka hasilnya bisa negatif. Tapi hasil rapid tes negatif tidak memastikan seseorang tidak terkena Corona, begitupun sebaliknya,” jelas dia, Sabtu (25/04).
Dokter Catur juga memaparkan, rapid tes itu akan positif terhadap golongan-golongan virus corona. Namun tidak semua virus Corona itu berarti Covid-19 karena virus Corona itu banyak sekali. Menurut dia Corona yang menyebabkan penyakit itu adalah corona yang bermutasi sehingga disebut Covid-19.
“Jadi hasil rapid tes positif pun tidak memastikan positif Covid-19, karena rapid tes itu didesign khusus Corona, tapi tidak semua virus Corona itu Covid-19,” kata dia.
Dokter spesialis paru itu menegaskan, rapid tes itu istilahnya screening awal untuk memilah kira-kira potensi menuju Covid-19, tidak memastikan seseorang terjangkit Covid-19
“Yang bisa memastikan adalah swab/PCR, karena Covid-19 itu adalah virus Corona yang khusus,” tegasnya. (Moh Iksan)