Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 30 Jul 2024 08:30 WIB ·

Ekslusif Bersama RKH Makki Nasir Menuju Konferwil PWNU Jatim (6) : Meneguhkan isyaroh, Membedakan yang Asli dan Palsu 


Ekslusif Bersama RKH Makki Nasir Menuju Konferwil PWNU Jatim (6) : Meneguhkan isyaroh, Membedakan yang Asli dan Palsu  Perbesar

Bangkalan, Lingkarjatim.com,- KH Makki Nasir menegaskan bahwa isyarat tongkat yang diberikan Syaichona Cholil Bangkalan kepada santrinya pada saat membangun pondasi organisasi Nahdlatul Ulama penting untuk dipelajari dan dipahami agar bisa mengambil pelajaran. 

“Jadi isyaroh Syaichona Cholil terkait dengan ayat tongkat berubah menjadi ular itu, kenapa bukan tongkat berubah menjadi sinar, mengapa bukan tongkat yang membelah lautan,” ucapnya seraya mengajak kita yang hadir pada kesempatan tersebut untuk berfikir.

“Itu agar supaya kita ini menjaga sanad keilmuan, agar menjaga nilai-nilai yang diwariskan oleh para guru-guru kita, leluhur kita, baik nilai agama maupun nilai bangsa, karena Ulama-ulama kita terdahulu itu mampu menyatukan agama dan bangsa karena pencipta agama dan bangsa ini satu yaitu Allah SWT,” tuturnya jelas.

Dengan menjaga sanad keilmuan, menurutnya kita akan bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.

“sehingga ini menjadi akulturasi budaya yang begitu hebat, nah ini yang kita lanjutkan sekarang, ditengah derasnya arus budaya negara luar yang masuk ke daerah kita, ke negara Indonesia, nah ini kalau tidak meneguhkan jiwa kita akan mudah tertipu, maka akan kita teguhkan kembali agar tidak mudah tertipu dengan hal-hal yang menarik tapi sebenarnya tipuan alias palsu seperti ulah penyihir pada zaman nabi Musa yang berupaya melempar tali yang menyerupai ular untuk mempengaruhi pikiran manusia bahwa penyihir juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh nabi musa dengan melempar tongkat menjadi ular dan menuding apa yang dilakukan nabi musa hanyalah sihir belaka bukan mukjizat dari tuhan,” Ucapnya seraya menceritakan kisah nabi musa saat berhadapan dengan firaun seorang penguasa yang terkanal dzalim.

“Nah ini yang harus kita teguhkan kembali bahwa rasa yang kita rasakan dalam sebuah kehidupan itu ada yang asli dan ada yang buatan. Dan rasa asli maupun buatan reaksi gerakannya sama, saya sering mencontohkan Pada beberapa kesempatan saat turun mengisi Lailatul Ijtimak di pelosok-pelosok desa, bahwa agar supaya mudah dipahami itu seperti rasa daging ayam asli dengan bumbu rasa ayam, itu rasanya sama, nikmatnya ya sama, yang beda itu efeknya, yang beda itu dampaknya,” ucapnya tegas.

Maka dari itu, Kiai Makki mengatakan bahwa posisi akal menjadi penting untuk berkolaborasi dengan hati agar bisa membedakan mana yang rasa yang asli dan mana yang buatan.

“Nah maka posisi akal yang dikontrol oleh hati itu adalah dalam rangka memfilter mendeteksi apakah rasa ini asli atau buatan. Apakah rasa empati, peduli, emosi apakah rasa penggiringan opini atau memang nyata adanya,” katanya.

Pria yang saat ini menjabat sebagai ketua MUI kabupaten Bangkalan menyampaikan bahwa dengan berbagai kecanggihan teknologi, masyarakat bisa membuat sebuah penggiringan opini baik dari media visual maupun tulisan sehingga mampu mengaburkan mana sebenarnya yang harus direspon dan mana yang seharusnya diabaikan.

“sehingga membentuk sebuah rasa yang reaksi gerakannya ini nanti akan menentukan kalau itu rasa buatan, hasil penggiringan opini dan lain sebagainya, ini kan efeknya negatif, sama seperti kita menikmati bumbu rasa ayam, nikmat memang, tapi efekya akan negatif dan merusak tubuh kita,” katanya.

Atas dasar itu, meneguhkan lagi isyaroh Syaichona Cholil Bangkalan baginya sangat oenting agar kita mampu dan peka untuk membedakan mana yang Asli dan Palsu.

“Nah isyaroh Syaichona Cholil ini memberikan arahan konsep kepada santri beliau yang dipimpin oleh KH Hasyim Asyari itu adalah dalam rangka menjaga yang asli, bahwa khazanah Nusantara, khazanah Nahdlatul Ulama ini harus kita jaga untuk menghadapi tantangan era global arus besar agar kita tidak mudah terseret. Nah ini butuh yang namanya meneguhkan kembali isyaroh Syaichona Cholil agar langkah Nahdlatul Ulama kedepan itu betul-betul tepat terarah dan sesuai dengan apa yang di cita-citakan, apa yang di inginkan oleh para pendiri Nahdlatul Ulama,” tegasnya serius.

KH Makki Nasir menilai Nahdlatul Ulama telah terbukti mampu melalui abad pertama walaupun tantangannya tidak mudah.

“Nah diabad pertama memang terbukti dengan segala rintangannya, dengan berbagai ujian nya  ini mampu melalui hal itu semua, di abad kedua ini Nahdlatul Ulama penting sekali untuk meneguhkan kembali hal itu,” ucapnya.

Bahkan dirinya mengaku tidak meragukan kemampuan yang dimiliki kader Nahdlatul Ulama. Namun segala potensi yang dimiliki NU saat ini jika tidak dikelola dengan baik maka akan kurang bermanfaat.

“Terkait dengan potensi yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama sekarang, saya tidak menghawatirkan itu, kecerdasan otak, kemampuan teknik, untuk mengelola potensi yang ada di daerah wah ini sekarang meningkat pesat, Tapi ketika potensi tidak dibangun oleh jalinan batin yang kuat dan kokoh, kultur yang kuat, budaya duduk bareng ini dan sebagainya kalau tidak kita bangun kita akan mudah roboh,” lanjutnya.

“Mudah-mudahan kita sebagai warga nu, kita sebagai pengurus NU, sebagi kader NU selalu meneguhkan dalam hati kita konsep dasar yang berbentuk isyaroh dari Syaichona Cholil ini kita tanamkan dalam jiwa kita agar dalam menjalankan roda organisasi Nahdlatul Ulama ini tetap di realnya tetap kuat karena ke khasan dan keunikan yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama adalah konsep dari waliyullah Syaichona Muhammad Cholil,” pungkasnya seraya mengakhiri kegiatan wawancara khusus kali ini. (Hasin)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pengabdian Masyarakat di Bojonegoro, UTM Lakukan Optimasi Pemanfaatan Sistem Informasi untuk Meningkatkan Produktivitas Penjualan dan Pemberdayaan UMKM Souvenir Murah Bojonegoro

18 September 2024 - 14:36 WIB

Tingkatkan Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual, LPPM UTM Gelar Workshop HKI dan Pendampingan Paten

18 September 2024 - 14:13 WIB

Gelar Bakti Sosial, Zuhud Bahagia Melihat Masyarakat Desa Bisa Cek Kesehatan dan Sunat Gratis

18 September 2024 - 06:50 WIB

Pendaftaran Pengawas TPS Pilkada 2024 Dibuka, Berikut Jadwalnya

18 September 2024 - 05:44 WIB

Tidak Hanya Rp.74 Juta untuk Jasa Konsultasi Update Sofware, Bapenda Juga Habiskan Rp.50 Juta untuk Jasa Konsultasi Layanan Khusus

17 September 2024 - 09:34 WIB

Terdampak Pemadaman Listrik PLN, Pelayanan Disdukcapil Bangkalan Terganggu

17 September 2024 - 09:15 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA