BANGKALAN, lingkarjatim.com – Selama dua hari: Senin dan Selasa, tanggal 7 dan 8 Oktober. Sampah di wilayah Kota Bangkalan tak terangkut. Di TPS Kelurahan Pejagan, tak jauh dari Gedung Merdeka, tumpukan sampah pada Selasa (8/10) sore, sampai menutup separuh badan jalan.
Isu-isu tak sedap pun berkembang. Salah satunya menyebut sampah tak terangkut karena petugas kebersihan mogok kerja. Mereka mogok karena gajinya dipotong.
Hadari, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan, menampik kabar itu. Dia menyebut isu-isu pemogokan dan pemotongan gaji itu sebagai fitnah yang keji.
“Isu-isu itu sama sekali tidak benar, sangat melukai hati dan perasaan kami,” kata dia, Rabu (9/10).
Hadari mengakui sampah memang tak terangkut selama beberapa hari. Dan dia meminta maaf atas ketidaknyamanan yang muncul.
Pangkal masalahnya, kata dia, ada di TPA Buluh. Alat berat Begho milik DLH tetiba mengalami rusak mesin pada Ahad lalu. Berbagai upaya perbaikan telah dilakukan, namun gagal karena ada onderdil yang tak dijual di mana pun di wilayah Jawa Timur.
Kerusakan itu membuat sampah-sampah menumpuk hingga menutup pintu masuk utama dalam TPA. Situasi Inilah yang menyebabkan 10 armada truk sampah tak bisa masuk ke lokasi dan akibatnya sampah di berbagai TPS pun tak terangkut.
“Kalau Begho rusak, maka sampah tak bisa dipadatkan. Kalau tak dipadatkan, truk-truk tak bisa masuk,” ujar Hadari.
Karena kerusakan mesin tak bisa cepat diperbaiki, BLH Bangkalan pun terpaksa menyewa Begho dozer dari pihak ke tiga. Sehingga sampah-sampah yang menutup pintu TPA bisa dipindah dan kemudian dipadatkan.
Maka, Hadari memastikan, hari ini semua tumpukan sampah di Kota Bangkalan telah diangkut seluruhnya ke TPA.
“Sampai sore pengangkutan masih berlangsung, saya pantau sendiri ke TPA. Apa gak sakit hati, kalau kemudian muncul fitnah ke petugas kebersihan,” ungkap dia.
Hadari mengaku telah melaporkan permasalah itu ke Bupati Bangkalan Abdul Latief. Bupati, kata dia, berjanji akan segera menganggarkan pembelian Begho Dozer baru untuk memadatkan sampah di TPA Buluh. Sebab Begho yang lama terlalu kecil dan sudah uzur dan sering rusak.
Menurut Hadari, pembelian Begho baru adalah solusi sementara. Solusi jangka panjang adalah membuat TPA baru dengan lahan yang lebih luas juga berteknologi. Wacana TPA baru masih terkendala lahan dan izin dari pemerintah provinsi.
Data BLH Bangkalan menyebut setiap hari, rata-rata produksi sampah warga kota Bangkalan berkisar antara 40 hingga 50 ton perhari. Sumber terbesar sampah berasal dari kalangan rumah tangga dan usaha kuliner. (Muhlis)