Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Walaupun sudah berhasil di mediasi oleh pemerintah daerah kabupaten Bangkalan melalui Plt Kepala Dinas Pendidikan Agus Sugianto Zain, konflik lahan SDN Lerpak satu Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan belum juga usai.
Pemilik lahan yang awalnya sempat melarang ada kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut, pada saat dimediasi akhirnya bersepakat dan mengizinkan siswa untuk kembali belajar di kelas seperti biasa.
Namun ternyata, kesepakatan tersebut belum bisa menjadi solusi karena sebagian wali siswa enggan untuk mengembalikan anak-anaknya untuk kembali belajar di kelas.
Setelah dikonfirmasi langsung kesalah satu wali murid SDN Lerpak satu yang enggan mengembalikan anaknya untuk belajar di kelas, yang namanya sengaja tidak kami tulis mereka menyampaikan beberapa alasan:
Pertama mereka menyampaikan bahwa anaknya merasa lebih nyaman belajar di kantor balai desa, tempat yang sebelumnya ditempati untuk kegiatan belajar mengajar sementara saat sekolah mereka ditutup.
“Lok poron, nak-kanak saean ekasah, tinggel makeh tadek gedungah caepon, (tidak mau, siswa lebih merasa nyaman di balai desa, tidak apa-apa walaupun tidak ada kelasnya),” ucapnya Sabtu (23/0923).
Kedua, menurutnya sudah terlanjur keluar dari gedung dengan cara tidak baik, sudah kadung kecewa, maka sulit baginya untuk bisa melupakan hal tersebut.
“Ye mangken enggi, lakadung epamental, lakadung kecewa, lakar lah mon reng madureh kan deknikah, mon enten lah enten, (sekarang iya sudah di izinkan, namun sudah kadung kecewa, karena kalau orang Madura memang seperti ini, jika sudah tidak ya tidak) lanjutnya menjelaskan bahwa masyarakat setempat masih sangat memegang erat tradisi lama yang menjadi pegangan.
Atas dasar itu, jika dipaksakan untuk kembali ke kelas, solusinya mereka akan memindahkan anak-anaknya untuk sekolah di tempat lainnya.
“Enggi caepon, apinda paleng, nak kanak benyak’an anuh, lakadung epasalsal, (Iya begitu, mungkin pindah sekolah, terlanjur bermasalah) tegasnya.