Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 29 Sep 2022 13:57 WIB ·

Dinkes Catat Lima Daerah dengan Kasus DBD Tertinggi di Jatim


Dinkes Catat Lima Daerah dengan Kasus DBD Tertinggi di Jatim Perbesar

SURABAYA – Lingkarjatim.com,- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2022 mencapai sebanyak 8.894 kasus di Jawa Timur. Ada lima daerah menjadi daerah endemi kasus, yakni Kabupaten Malang sebanyak 600 orang, Kabupaten Tuban 481 orang, Kabupaten Ngawi 471 orang, Kota Malang 448 orang, dan Kabupaten Banyuwangi 407 orang.

“Sebenarnya kasus ini merupakan hal serius yang setiap tahun terjadi. Kalau tahun kemarin memang jarang terekspos karena semuanya fokus kepada Covid-19,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, dikonfirmasi, Kamis, 29 September 2022.

Hikmah mengatakan jumlah penderita DBD di Jatim mulai Januari hingga September 2022 mencapai 8.894 kasus, dengan kematian atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 110 orang atau setara 1,2 persen. Jumlah itu naik dari tahun 2021, di mana penderita DBD di Jatim tercatat sebanyak 6.760 orang dengan jumlah kematian 72 orang atau setara 1 persen.

Politikus PKB itu melanjutkan, untuk jumlah kematian DBD tertinggi sepanjang 2022 tercatat di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Nganjuk dengan jumlah masing-masing 11 orang. Kemudian disusul Kota Malang sebanyak 10 orang, serta Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Pasuruan dengan catatan masing-masing 5 orang.

Hikmah mengaku sudah mewanti-wanti Dinas Kesehatan Jatim agar penyakit tahunan ini direspons secara serius. Menurut Hikmah, jika pencegahan DBD dilakukan secara masif, maka wabah ini bisa diantisipasi. Ia pun meminta jajaran Dinkes Jatim untuk tidak bosan-bosannya mengedukasi masyarakat terkait bahaya DBD dan cara mengantisipasinya.

Hikmah pun mengingatkan masyarakat untuk tidak merasa aman ketika melakukan fogging di sekitar tempat tinggal. Menurutnya akan sangat percuma meskipun dilakukan fogging namun mengabaikan faktor lain seperti air menggenang dan kurang menjaga daya tahan tubuh.

“Maka dari itu dalam situasi seperti ini petugas kesehatan mulai dari Puskesmas, Polindes harus turun kepada masyarakat untuk mengedukasi terkait pencegahan DBD,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Erwin Astha Triyono, mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus DBD di wilayah setempat. Upaya yang dilakukan di antaranya adalah meningkatkan peran masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara menguras, menutup, memantau, dan menimbun (3M Plus) barang-barang yang berpotensi menimbulkan genangan air.

Erwin mengaku, pihaknya juga rutin melakukan koordinasi dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Ia menjelaskan, DBD adalah penyakit menular disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae.albopictus. Gejala DBD ditandai demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan dan penurunan jumlah trombosit.

“Faktor yang mempengaruhi penyebarluasan DBD adalah kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan perilaku masyarakat. Selain itu juga perubahan iklim global, pertumbuhan ekonomi, dan kurangnya ketersediaan air bersih,” ujarnya. (Amal/Hasin)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mantan Bupati Probolinggo Kembali Tersandung Kasus, Kali Ini Diduga Menerima Gratifikasi dan Pencucian Uang

2 May 2024 - 18:00 WIB

Beda Keterangan Pj Bupati dan Plt Kepala Disdag Bangkalan, Pedagang Pasar Ancam Demo Besar-besaran

2 May 2024 - 15:04 WIB

Ribuan Calon Mahasiswa Ikuti Seleksi UTBK UTM

30 April 2024 - 20:54 WIB

Pemerintah Sampang Dampingi Pelaku Usaha Kreatif

30 April 2024 - 16:23 WIB

Aneh, Disbudpar Bangkalan Tak Tahu Ada Pengembangan Bangunan Ruko di TRK

30 April 2024 - 11:31 WIB

Mendapat Apresiasi Sebagai Mahasiswa Berprestasi Saat Wisuda, Erlina Bagi 3 Tips Kiat Sukses untuk Mahasiswa

29 April 2024 - 20:21 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA