BANGKALAN, LingkarJatim.com- Mahasiswa lulusan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Deyanti Kowi memiliki kesan tersendiri saat mengikuti prosesi wisuda ke-35, Minggu (28/04/24).
Deyanti Kowi adalah mahasiswa program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura (UTM), asal Manokwari, Papua Barat.
Saat mengikuti prosesi wisuda, Dayanti didampingi langsung oleh ibundanya Anggeneta Inden. Uniknya saat mendampingi anaknya wisuda Anggeneta Inden menggunakan pakaian adat dari daerah asalnya yaitu Papua. Sontak hal tersebut menjadi perhatian panitia serta peserta wisuda lainnya.
Panitia wisuda UTM akhirnya mengapresiasi hal tersebut dan memberikan kesempatan kepada ibunda Deyanti Kowi yang menggunakan pakaian adat Papua untuk naik ke atas panggung mendampingi putrinya.
Rektor UTM, Dr. Safi’ , S.H, M.H. mengaku mengapresiasi Anggeneta Inden selaku ibunda dari Deyanti Kowi yang telah hadir untuk menyaksikan putrinya yang sedang wisuda walaupun jauh-jauh dari tanah Papua dengan menggunakan pakaian adat kebanggaannya.
“Sangat saya apresiasi kepada ibu Anggeneta Inden yang merupakan ibu dari mahasiswi kami, karena telah hadir jauh-jauh dari papua Barat sana untuk menghadiri acara wisuda anaknya, dengan menggunakan pakaian kebanggaannya”, ucapnya kepada media.
Deyanti sendiri mengaku sangat terharu karena tidka menyangka bahwa dirinya beserta dengan ibundanya akan Mendapatkan apresiasi dari kampus tempat dirnya menimba ilmu.
“Senang sekali, karena saya tidak menyangka kalau saya dapat apresiasi dari kampus ini”, ucapnya dengan raut wajah bahagia.
Tak hanya itu, Mahasiswi asal Papua Barat tersebut juga menyampaikan, dirinya hanya anak dari kalangan biasa, yang setiap harinya berada di ladang membantu orang tuanya, ternyata juga bisa menyandang gelar sarjana.
“Saya dari papua Barat sana, berasal dari suku besar arfak, dan ibuku juga memakai baju adat kebanggaan, mungkin terkesan seperti tidak rapi, tapi saya bangga orang-orang mengenal dan menganggap saya bagian dari indonesia”, pungkasnya dengan mata berkaca-kaca sebagai luapan rasa bahagia. (Lutvi/Hasin)