SAMPANG, Lingkarjatim.com – Bertempat di Pondok Pesantren (PP) Darul Ulum, Desa Gersempal, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Subir dan keluarganya memantapkan hati untuk kembali ke ajaran Ahlus-Sunnah wal Jama’ah, sebelumnya Subir dan keluarganya menjadi salah satu pengikut aliran Tajul Muluk yang kini diungsikan di Rusun Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo.
Dalam proses baiat tersebut dipimpin oleh KH. Lutfillah Wakil Rois Syuriah NU dan disaksikan KH. Syaifudin Abd. Wahid Pengasuh PP. Darul Ulum sekaligus Ketua Rois Syuriah NU Sampang, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopincam) Omben, Ketua Lakpesdam NU Sampang Faisol Ramdhani, dan Tim 5 Desa Karang Gayam yang terdiri dari Ust. Mahdi, K. Hafit, Mudehri, H. Abd. Malik, dan Muhlis.
Usai kegiatan, KH. Syaifudin Abd. Wahed Pengasuh PP. Darul Ulum sekaligus Ketua Rois Syuriah NU Sampang mengatakan bahwa kegiatan tersebut atas dasar keinginan pribadi untuk kembali ke ajaran yang sempat ditinggalkan beberapa tahun terakhir.
“Sudah ada puluhan yang sudah kembali ke ajaran Ahlus-Sunnah wal Jama’ah, Alhamdulillah setelah proses baiat juga dilakukan penandatanganan disaksikan langsung semua pihak terkait,” singkatnya. Kamis (23/04/20).
Ditempat yang sama, Camat Omben Tanda Sulistiana, mengatakan bahwa kegiatan tersebut sudah dikoordinasikan dengan Tim 5 Desa Karang Gayam, bahkan sempat terjadi penundaan akibat salah satu persyaratan yang belum dilengkapi.
“Kami sangat berterima kasih kepada para ulama dan kiyai sesepuh yang telah memfasilitasi proses baiat ini,” katanya.
“Untuk selanjutnya Subir bersama istri dan dua anaknya akan kembali ke Desa Karang Gayam untuk menjalankan aktivitas sehari-hari,” timpalnya.
Sekedar informasi, rencana prosesi Baiat terhadap sdr. Subir sebelumnya sempat ditunda karena persyaratan yang diajukan oleh Tim 5 Desa Karang Gayam masih belum dipenuhi, yakni Subir harus memindahkan sekolah anaknya yang di Bangil-Pasuruan ke sekolah lain karena ditengarai sekolah tersebut berfaham ajaran Syiah. Penempatan proses Baiat di PP. Darul Ulum karena selama ini digunakan sebagai tempat Baiat para pengikut Syiah yang kembali ke ajaran Aswaja sejak awal. (Abdul Wahed)