SUMENEP, Lingkarjatim.com — KM Dharma Bahari Sumekar (DBS) III gagal melayani rute pelayaran dari Pelabuhan Kalianget menuju Pulau Kangean. Bukan sekali, kapal yang dikelola BUMD Sumenep, PT Sumekar itu sudah dua kali gagal melayani pemberangkatan penumpang ke Kangean.
Pertama, KM DBS III gagal berlayar pada hari Rabu (22/01) lalu. Seharusnya, kapal itu berangkat dari Pelabuhan Kalianget pukul 18.00 WIB, namun gagal. Berikutnya, kapal itu kembali gagal berangkat hari Minggu (26/01) kemarin.
Informasi terbaru, kapal itu kembali gagal berangkat hari ini, Rabu (29/01). Sesuai jadwal, kapal itu harusnya berangkat pukul 18.00 WIB nanti. Namun informasi yang diterima media ini, kapal itu kembali tidak akan berangkat menuju Pulau Kangean.
Ketua Forum Pemuda Kepulauan Sumenep Bersatu (FPKSB), Abror Muhlasin menyayangkan gagal berangkatnya KM DBS III tersebut. Hal itu mengakibatkan sejumlah penumpang yang hendak pulang ke Kangean dirugikan.
“Banyak keluhan dari masyarakat bahwasanya, gara-gara DBS III tidak berangkat banyak orang yang lagi-lagi tidak bisa pulang ke kepulauan, sampai berapa hari menginap di Sumenep,” katanya.
Gagal berlayarnya DBS III itu dinilai merugikan masyarakat kepulauan. Terutama disektor ekonomi. Masyarakat yang gagal pulang, harus merogoh gocek lebih banyak lagi di Sumenep. Mulai dari konsumsi, hingga penginapan. Selain itu, perekonomian di Pulau Kangean sendiri pun dibuat amburadul.
“DBS I itu kan kecil. Muatan barang kan sedikit. Sedangkan kalau DBS III berlayar ke kepulauan, tempat barang itu besar. Bahan-bahan pertokoan itu banyak yang dikirim ke kepulauan. Kalau DBS III tidak berangkat, perekonomian di Kangean juga amburadul. Stok barang sedikit, permintaan banyak,” kata lelaki yang akrab disapa Toleng itu.
Diapun menilai, PT Sumekar gagal mengelola perkapalan di Sumenep. Hal itu, karena PT Sumekar dinilai gagal memberikan pelayaran prima pada masyarakat kepulauan. Terlebih, jajaran direksi PT Sumekar juga ada yang berasal dari wilayah kepulauan.
“PT Sumekar gagal mengelola kapal. Ini kan sudah menyiksa masyarakat kepulauan ketika tidak berlayar. Biasanya jadwalnya berangkat sekarang, tidak berangkat. Kan ini sudah merugikan untuk perekonomian atau masyarakat kepulauan,” ucap Toleng.
Sementara itu, Humas PT Sumekar, Eko Wahyudi membenarkan KM DBS III beberapa kali gagal berangkat ke Pulau Kangean. Dia menyebut, kegagalan itu disebabkan karena masalah administrasi yang belum terurus.
“Kami mohon maaf. Kapal itu gagal berangkat karena ada izin yang masa berlakunya sudah habis. Tapi sekarang sudah dalam proses perpanjangan oleh direksi,” kata Eko tanpa menyebut spesifik dokumen perizinan yang dimaksud. (Abdus Salam).