GRESIK – Lingkarjatim.com,- Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terisolasi hampir sepekan dampak cuaca buruk. Akibatnya, stok bahan pokok di Bawean menipis, imbas dari penyebrangan kapal Bawean-Gresik lumpuh total.
“Hujan intensitas tinggi disertai angin kencang, sementara air laut pasang mengakibatkan banjir di beberapa dusun di kecamatan Sangkapura dan kecamatan Tambak,” kata Faiz, salah satu warga Bawean, dikonfirmasi, Rabu, 28 Desember 2022.
Saat ini, pulau berpenduduk sekitar 107.000 jiwa itu harus bertahan dengan stok pangan yang ada. Begitu pun harga-harga pangan mulai naik. Selain jalur laut, cuaca ekstrem di Bawean juga mengakibatkan sejumlah akses jalan rusak, bahkan jembatan terputus setelah diterjang air sungai disertai arus yang samngat deras. “Akibatnya, akses warga antar desa lumpuh total,” ujarnya.
Akibat hujan lebat, juga membuat ratusan rumah warga diterjang banjir hingga ketinggian air rata-rata lebih kurang setinggi paha orang dewasa. Selain menyebabkan banjir, cuaca buruk di Bawean juga membuat PLN terpaksa melakukan pemadaman listrik secara bergiliran karena pasokan bahan bakar terhenti.
Operator kapal cepat Express Bahari, Taufik, mengatakan transportasi laut tidak beroperasi sejak pekan lalu, Jumat, 23 Desember 2022. Ini lantaran cuaca laut memburuk, di mana gelombang tinggi disertai arus dan angin kencang.
“Sampai saat ini cuaca masih belum kondusif. Kapal juga masih belum bisa beroperasi, karena masih cuaca buruk,” kata Taufik.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik, F.X Driatmiko Herlambang, mengatakan cuaca ekstrem sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Hujan lebat disertai gelombang laut tinggi menerjang perairan Gresik.
“Nggih, cuaca beberapa hari ini memang ekstrem, hujan lebat ditambah gelombang laut yang cukup tinggi,” ujarnya.
Sebagaimana laporan BMKG, cuaca Bawean dilaporkan masih hujan lebat siang-malam. Angin kencang dan gelombang besar diatas 2,5 meter, dan wilayah perairan Bawean bagian selatan gelombang laut mencapai 3 meter. Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi hingga 1 januari 2023. (Amal/Hasin)