BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) semester pertama di Kabupaten Bangkalan tahun 2020 masih rendah.
Dari target Rp 219,877 miliar masih mencapai Rp 80,046 miliar atau 36,41 persen. Capaian itu tentu belum ideal jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang pada semester pertama sudah mencapai 50 hingga 60 persen.
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan Daerah Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bangkalan Sri Yenny Repeliyanti menyampaikan, rendahnya realisasi PAD itu merupakan dampak dari covid-19.
Dia menambahkan, penurunan paling banyak di rasakan pada pajak dan retribusi. Akibatnya, banyak pelaku usaha atau instansi yang meminta penurunan target PAD tahun ini.
“Bahkan, ada yang meminta untuk penundaan pengempulan PAD. Kami mau ngotot atau berbuat tegas agar PAD sesuai dengan target tidak bisa, Mengingat kondisi masih seperti ini, semua terfokus pada Covid-19,” ujar dia, Rabu (01/07).
Selain itu, Yenny juga mengungkapkan, instansi yang paling banyak mengalami penurunan PAD adalah RSUD Syamrabu dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan.
“PAD rumah sakit berkurang hingga Rp 25 miliar. Sedangkan Dinkes berkurang Rp12 miliar,” kata dia.
Namun meski begitu, Yenny masih optimis realisasi PAD Bangkalan tahun 2020 akan mencapai target pada semester kedua jika wabah covid-19 segera berakhir.
“Insyaallah bisa kalau virus Corona ini segera berakhir, kita bisa genjot realisasi PAD di akhir,” ucap dia. (Moh Iksan)