SUMENEP, Lingkarjatim.com — Pelantikan 226 kepala desa hasil pemilihan kepala desa serentak tahun 2019 di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur resmi dilantik. Pelantikan itu dilaksanakan di Pendopo Agung Sumenep, Senin (30/12) kemarin
Dalam sambutannya, Bupati Sumenep, Abuya Busryo Karim, mengingatkan banyak hal tentang kepemimpinan, utamanya dalam memimpin desa kepada 226 kepala desa yang dilantik itu.
Beberapa hal yang disampaikan itu, diantaranya kepala desa harus memiliki tujuan jelas dalam memimpin desanya. Kepala desa juga harus senantiasa bertindak dan berfikir positif.
Selain itu, kepala desa harus bisa menyatukan energi dengan merangkul semua elemen di desa. Baik pendukung, maupun lawan politik saat pilkades lalu.
Disela-sela sambutan itu, sebuah perkataan menohok bagi kepala desa disampaikan oleh politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Awalnya, Bupati Sumenep mengingatkan agar dalam bertindak, kepala desa tidak hanya berorientasi pada hasil. Kepala desa juga diminta untuk menghargai proses.
“Kita semua harus menghargai sebuah proses pengambilan keputusan. Jangan berorientasi pada hasil semuanya. Tanpa melalui proses yang bagus. Ini yang kadang-kadang menjadi masalah. Ada pemimpin yang disininya, ini harus begini. Hasilnya harus seperti ini. Tapi tidak bisa melalui proses yang benar,” kata Bupati.
Berikutnya, Bupati Sumenep memberi contoh proses pelantikan kepala desa, yakni untuk tujuan dilantik, kepala desa terpilih itu harus datang menuju Pendopo Agung Sumenep. Saat itulah, Bupati Sumenep mengatakan, sejumlah kepala desa menuju Pendopo Agung mengendarai mobil mewah.
“Boleh Bapak punya tujuan akan ke Pendopo hari ini. Kata Pak Kajari, tadi ada yang naik Alphard. VVIP Kepala desa. Ini proses untuk sampai disini. Ada yang naik macam-macam. Saya Pak Kajari tidak punya Alphard. Ini kepala desa punya Alphard,” katanya menirukan apa kata Kajari Sumenep sembari disambut ketawa para kepala desa.
Bahkan, kata Busyro, dirinya yang memiliki jabatan strategis hampir 20 tahun, yakni sebagai ketua DPRD Sumenep dua periode, dan Bupati Sumenep dua periode, secara pribadi, hingga kini belum memiliki mobil mewah sekelas Alphard. Katanya, dia hanya punya Al-Fatihah.
“Bupati juga tidak punya Alphard. Tetapi cuma punya Al-Fatihah. Bupati punya Al-Fatihah saja ini,” kata Busyro kembali disambut tertawa oleh hadirin yang hadir di pelantikan itu.
Kendati demikian, kata Busyro, naik Alphard adalah bagian dari proses kepala desa menuju tempat pelantikan di Pendopo Agung. Sehingga dia meminta kepala desa itu senantiasa menghargai proses, dan melaksanakan sesuatu dengan proses yang benar.
“Itu proses. Ada yang naik Alphard. Ada yang naik mobil ini, ini proses untuk sampai di pendopo. Sama dengan program di desa. Bapak punya program ini, harus ada proses yang benar. Jangan sampai justru prosesnya tidak dilakukan dengan baik,” ucapnya.
Dilansir dari www.rentalmobil.net, ada beberapa konfigurasi yang tersedia untuk mobil Toyota Alphard dengan berbagai harga.
Diantaranya, yakni Alphard 2.5 X A/T dengan harga sekitar Rp 960 juta. Berikutnya, ada Alphard 2.5 G A/T dengan harga sekitar Rp 1,12 Miliar. Termahal, yakni Alphard 3.5 Q A/T dengan harga sekitar Rp 1,85 Miliar. (Abdus Salam).