Adapun untuk jadwal realisasi droping air bersih ke desa-desa terdampak, Asroni mengaku belum bisa menentukan dan memastikan. Sebab, untuk menjadwal droping air itu harus mengetahui jumlah desa terdampak, sehingga dapat menentukan nominal anggaran kedaruratan.
“Setelah dilakukan kesepakatan berapa jumlah desa terdampak kekeringan, baru di SK-kan ke Bupati Sampang terkait bantuan droping air bersih ini,” bebernya.
Kemudian, berdasarkan prediksi BMKG Surabaya puncak musim kemarau bakal terjadi antara September – November 2022 mendatang. Kalau musim kemarau sebenarnya terjadi di April, namun terjadi fenomena La Nina, sehingga intensitas hujan tetap tinggi di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Jawa Timur. Akan tetapi untuk Agustus ini sudah murni memasuki kemarau merata se wilayah Sampang.
“Terkait pendistribusian air bersih sudah berkoordinasi dengan PDAM selaku bagian pendistribusian air bersih ke desa terdampak kekeringan,” pungkasnya. (Jamaluddin/Hasin)