SURABAYA – Lingkarjatim.com,- Masyarakat Jawa Timur harus mewaspadai terkait potensi cuaca ekstrem di wilayahnya. BerdasarkanBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Juanda Surabaya, kondisi ini akan terjadi di sejumlah daerah di Jatim selama sepekan ke depan mulai periode 24 hingga 30 Oktober 2022.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, Taufiq Hermawan, mengatakan berdasarkan analisis kondisi saat ini, Jatim memasuki masa peralihan/pancaroba dan sebagian sudah masuk musim hujan. Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jatim masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem.
“Hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jatim terkini menunjukkan adanya pola konvergensi. Kemudian terlihat adanya perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan,” kata Taufik, dikonfirmasi, Rabu, 26Oktober 2022.
Kemudian terkait aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby dan Kelvin, serta suhu muka laut di perairan Jatim masih hangat dengan anomali antara +0.5 sampai +2.5 derajat celsius, sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.
Menurut Taufiq, kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang semakin intens. Selanjutnya, kondisi tersebut dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es. “Ada beberapa wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem. Dengan kata lain, cuaca yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi,” ujarnya
Ada pun wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem antara lain Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Kabupaten Mojokerto, Jombang, Nganjuk serta Kabupaten dan Kota Madiun. Kemudian Magetan, Ponorogo, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten dan Kota Kediri serta Kabupaten Blitar. Selanjutnya, Kabupaten dan Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jember, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan serta Sumenep.
Berdasarkan hal tersebut, masyarakat untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Selanjutnya, membersihkan saluran irigasi/sungai-sungai, memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh/lapuk, serta menertibkan baliho semi permanen dan lain-lain. Kemudian masyarakat juga diminta selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi.
“Kami imbau masyarakat juga untuk selalu memperbarui informasi peringatan dini tiga harian dan peringatan dini dua sampai tiga jam-an. Informasi terkini yang selalu kami share melalui website http://www.juanda.jatim.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda,” katanya. (Amal/Hasin)