Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 13 Sep 2019 01:36 WIB ·

Berbincang Dengan Hamid Ali Munir, Politisi Penghuni Terlama DPRD Sumenep


Berbincang Dengan Hamid Ali Munir, Politisi Penghuni Terlama DPRD Sumenep Perbesar

SUMENEP, lingkarjatim.com – Ingin jadi politisi? Ada baiknya anda menyimak jalan hidup Hamid Ali Munir, politisi PKB yang kini didapuk partainya menjabat Ketua DPRD Sumenep, Kabupaten yang letaknya di ujung timur pulau Madura.

Namun bukan karena jabatan itu, sosok Hamid menjadi menarik. Predikat sebagai penghuni gedung DPRD Sumenep terlama: lima periode, membuat hidupnya seperti sebuah ensiklopedia yang layak diteladani bagi siapa saja yang hendak berkarir di dunia politik.

Lahir pada 1970 di Ambunten, sebuah desa pesisir di wilayah Utara Kabupaten Sumenep, Hamid kecil besar dilingkungan yang agamis. Ayahnya KH Ali Munir adalah ulama yang disegani, pendiri Pondok Pesantren Buhurul Fawaid Tamba Agung, Ambunten.

Setelah nyantri di tiga pondok pesantren besar di Madura dan Jember yaitu Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dan Mambaul Ulun Bata-bata Pamekasan serta Raudlatul Ulum Jember, Hamid langsung aktif berorganisasi sejak muda.

Dia pernah berseragam Banser dan GP Ansor hingga dipercaya menjadi Ketua PAC GP Ansor Rubaru tahun 1996. Ia lalu masuk ke dunia politik dan partai Ka’bah PPP dipilihnya sebagai tempat belajar.

Ketika orde baru tumbang dan reformasi menjelang. PBNU yang dimotori KH Abdurrahman Wahid lantas membentuk partai politik khusus kaum Nahdliyyin bernama Partai Kebangkitan Bangsa. Hamid pun pindah ke PKB dan dipercayai menjadi pimpinan anak cabang PKB Rubaru pada 1998.

Ia termasuk pengurus awal saat PKB dibentuk dan bertahan sampai hari ini, dengan jabatan tertinggi Wakil Ketua DPC PKB Sumenep. Hamid membuktikan bukanlah seorang politisi ‘kutu loncat’.

Pada pemilu 1999, ia masuk dalam daftar 17 caleg PKB Sumenep dan dia lolos ke Parlemen, setelah partainya meraih 17 ribu suara di Rubaru. Sejak itu, Hamid selalu lolos ke parlemen mulai pemilu 2004, 2009, 2014 hingga Pileg tahun 2019. Maka, dia pantas disepuhkan dengan posisi Ketua DPRD.

“Bisa dikatakan (wakil rakyat) terlama dan tertua. Jadi kalau kalau kantor, saya itu sejak kantor yang lama, hingga pindah kesini,” katanya, Kamis (12/9).

Bagi Hamid, bertarung dalam pemilu tak pernah mudah. Tiap pemilu punya tantangan yang berbeda-beda dan sudah tentu semakin berat.
Apalagi tidak semua harapan konstituen bisa ia dipenuhi.

“Ini periode ke lima. Ini merupakan posisi yang sangat berat. Artinya apa, karena sirkulasi politik semakin kedepan ini sangat berbeda dengan periode-periode sebelumnya,” ujar dia.

Maka, saat di tengah berbagai kesulitan dan keterbatasan itu, Hamid bisa melaluinya. Kuncinya adalah berjuang mewujudkan keinginan masyarakat. Berhasil atau tidak, biarlah masyarakat yang menilai prosesnya.

Pria 49 tahun ini juga tipe politisi yang tak suka umbar janji. Bagi dia, banyak ngomong namun minim aksi punya resiko tersendiri dalam sebuah karir politik.

“Yang penting nomor satu kita sebagai wakil rakyat tidak perlu banyak janji, tapi langsung melakukan sesuatu,” katanya.

Agar politisi minim janji, Hamid punya jurus yaitu harus cerdas memahami kebutuhan mendasar masyarakat dan berjuang semampu daya upaya untuk merealisasikan.

“Perjuangan itu ada dua , perjuangan itu kadang-kadang ada yang betul-betul lolos apa yang diaspirasikan, ada yang belum. Kita tidak bosan-bosan, tetap istiqomah untuk menyuarakan, pada akhirnya akan tercapai apa yang menjadi kepentingan masyarakat,” katanya.

Setelah meraih sukses di dunia politik luar dalam, karena ia juga sosok penting yang menghantarkan KH Busyro Karim menjadi Bupati Sumenep pada Pilkada 2010 sebagai Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu. Hamid tetap memandang politik sebagai dunia yang serba dinamis.

Maka, dia tak dapat memastikan apakah akan nyalon lagi atau tidak pada pemilu berikutnya. Kalau pun dia tak nyalon lagi, satu-satunya pertimbangan adalah tuntutan usia yang tak lagi muda.

“Di dunia politik itu tidak bisa dijanjikan sekarang. sekarang disini, sekarang disana, tidak bisa, atau saya tidak mau nyalon lagi, bisa saja, karena umur saya sudah 49 tahun  tentu dimana yang bermanfaat lah di dalam politik,” katanya. (Abdus Salam)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Suaminya Dibunuh di Depan Anaknya, Istri Korban Menangis Didepan Hakim

25 September 2024 - 11:23 WIB

Bapenda Bangkalan Belanjakan Hampir Seratus Juta Rupiah untuk Beli Pita Printer 

25 September 2024 - 11:09 WIB

Deklarasi Kampanye Damai KPU, Pj Bupati Bangkalan Sayangkan Tempat Duduk Masing-masing Paslon

25 September 2024 - 07:40 WIB

Gelar Deklarasi Kampanye Damai, KPU Bangkalan Ajak Masyarakat Hindari Berita Hoax dan Jangan Mudah Terprovokasi

25 September 2024 - 06:56 WIB

Horeee, PNS Boleh Menghadiri Kampanye Paslon Bupati dan wakil Bupati Bangkalan

24 September 2024 - 22:19 WIB

Pilkada Bangkalan Masuk Tahap Krusial, Bawaslu: Kemaren Sembunyi-sembunyi Sekarang Silahkan Dimanfaatkan

24 September 2024 - 14:08 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA