Diberitakan Kompas (1/4/2023), sindikat perdagangan orang diduga sengaja menenggelamkan perahu pekerja migran guna mengelabui aparat. Dugaan itu didapatkan tim dari Badan Pelindungan Pekerja Mingran Indonesia (BP2MI) yang menginvestigasi kasus tewasnya 22 pekerja migran di Indonesia di perairan Johor, Malaysia, akhir tahun 2021.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani menduga, perahu pengangkut pekerja migran sengaja dikorbankan sindikat perdagangan orang untuk menarik perhatian aparat. Lewat cara tersebut, mereka bisa meloloskan perahu lain yang membawa lebih banyak pekerja migran tanpa dokumen.
”Kalau indikasi tersebut terbukti, itu merupakan kejahatan yang sangat biadab,” kata Benny saat diwawancarai, Kamis (30/3/2023).
Tenggelamnya perahu ilegal pengangkut pekerja migran sudah terjadi beberapa kali di perairan timur Sumatera. Sejak Desember 2021, tercatat tujuh peristiwa.
Sedikitnya 44 pekerja migran tewas dan 76 hilang. Peristiwa terakhir terjadi di perairan Batam pada 14 November 2022. Tujuh tewas pada peristiwa tersebut.
Menurut data BP2MI, jumlah pekerja migran Indonesia di luar negeri mencapai 4,2 juta orang. Jumlah itu berbeda dengan data Bank Dunia, mencapai 9 juta orang.
Terkait itu, Benny menduga, ada 4,4 juta pekerja migran yang tidak tercatat. Kemungkinan besar, mereka merupakan korban penempatan ilegal oleh sindikat. Ia juga menduga ada oknum aparat bersekongkol dengan mafia perdagangan orang.
Artikel ini sudah tayang di media kompas dengan judul “Mahfud MD: Usut Dugaan Kesengajaan Penenggelaman Pekerja Migran”