SAMPANG, Lingkarjatim.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sampang, Jawa Timur mengimbau petani jangan buru-buru bercocok tanam meski beberapa wilayah sudah ada curah hujan.
Pasalnya, curah hujan sementara ini belum bisa dipastikan bahwa saat ini sudah masuki musim penghujan. Turunnya hujan yang tidak menentu nantinya akan mengancam kondisi tanaman para petani.
Kepala Dispertan-KP Sampang, Suyono mengatakan, meski dibeberapa wilayah di Kota Bahari ada hujan dirinya berharap petani jangan buru-buru bercocok tanam, karena pada hujan pertama belum tentu nanti hujan lagi.
Menurutnya, yang dinamakam masuk musim hujan jumlah curah hujan minimal 150 milimeter. Misalnya, 10 hari pertama curah hujan 150 milimeter dan 10 hari kedua 200 milimeter, kemudian 10 hari ke tiga 220 milimeter berarti kondisinya sudah masuk musim penghujan.
“Jika curah hujan rutin tiga dasarian itu silahkan petani mulai cocok tanam, berarti itu sudah masuk musim penghujan,” katanya, Rabu (8/11/2023)
Dijelaskan, jika petani memaksa nabur benih dirinya khawatir akan gagal, karena curah hujan saat ini belum menentu dan belum memenuhi tiga dasarian itu. Dan turunnya hujan saat ini masih awal-awal.
“Hujan kan baru awal, khwatir petani sudah nabur, malah gagal karena gak ada hujan. Kalau begitu petani kan rugi, rugi ngolah tanah dan rugi benih,” imbuhnya.
Kemudian, terkait dengan sarana produksi, di Sampang ada beberapa wilayah mendapatkan bantuan benih dari pemerintah. Namun ada juga beberapa wilayah yang tidak mendapatkan. Bagi wilayah yang tidak mendapatkan bantuan benih, di Sampang ada 5 wilayah penangkar benih.
“Yakni di Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Jaya Sampurna. 2, di Kecamatan Jrengik Desa Majengan UD Harapan Makmur. 3, di Baruh Sampang, Poktan Amar Tani. 4, di Sogiyan Kecamatan Ombaen, Gapoktan Barokah Tani. 5, di Sawah Tengah, Kecamatan Robatal, Poktan Panca Usaha. Semua itu memproduksi benih, harganya tidak terlalu mahal dibandingkan dengan lainnya,” tambahnya.
Selain itu, terkait pupuk subsidi, Dispertan-KP tugasnya hanya mengusulkan ke Kementerian Pertanian, dan alhamdulillah Sampang dapat 31 Ribu ton untuk Urea, dan 23 ribu ton untuk NPK.
Jumlah tersebut hitungannya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan petani dalam satu tahun. Dengan begitu Suyono mengajak, mari kawal bareng-bareng pupuk ini agar sampai ke petani yang memang berhak menerima.
“Jika ada petani yang belum masuk ke e-RDKK mari masukan dan laporkan, agar semua petani di Sampang mendapatkan pupuk subsidi. Syarat untuk dapat pupuk subsidi itu harus masuk ke e-RDKK,” ujar Suyono kepada media ini.