SURABAYA – Lingkarjatim.com,- Sebanyak 22 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur rawan banjir. Ini merupakan hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, mengantisipasi risiko bencana pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Adapun 22 daerah rawan banjir itu, umumnya didominasi oleh luapan sungai di sekitarnya. Misalnya sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.
Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember. Sedangkan di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang.
Demikian juga di Madura, beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Daerah tersebut setiap tahun menjadi langganan banjir.
“Ini kami petakan untuk mengantisipasi risiko-risiko bencana saat momen Nataru nanti,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, dikonfirmasi, Senin, 19 Desember 2022.
Selain banjir, Gatot menyebut bencana hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yang biasa terjadi di wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan. Daerah tersebut terdapat pegunungan dan bukit yang kerap longsor saat musim hujan. “Karema cuaca tidak menentu ini, tiba-tiba terjadi cuaca ekstrem, dan berdampak adanya bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
Gatot mengaku terus memperbarui peta daerah rawan bencana itu, untuk meminimalisir kejadian fatal yang tidak diinginkan pada momen Nataru. Peta kerawanan ini selanjutnya akan dibahas dalam rapat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) lintas sektor.
“Kami imbau masyarakat tetap waspada, tidak boleh larut dalam kegembiraan Nataru. Semuanya harus tetap waspada dengan mengetahui kondisi sekitar lingkungannya,” ujarnya. (Amal/Hasin)