Budayawan yang juga Ketua Yayasan Al-Miftah itu menegaskan jika kemajuan yang terjadi di Indoneasia harus senantiasa santun sesuai dengan akhlak dan nilai-nilai Pancasila.
“Jadi mau maju bagaimanapun harus tetap santun, menjunjung persaudaraan, cinta tanah air itu tidak boleh berubah. Itu sudah menjadi perjuangan para tokoh dalam berdirinya NKRI pada 17 Agustus 1945,” tambahnya.
Maka dari itu menurutnya, NU dalam rangka menyongsong usia satu abad, berupaya menjaga dan merawat itu semua agar kemajuan bangsa terarah.
Pada kegiatan Simposium Peradaban besok. Kiai Zawawi Imron rencananya akan menyampaikan gagasannya terkait kebudayaan NU di tengah arus industri budaya populer. (Abdus Salam/Hasin)