Oleh : Syofiullah El-Adnani
Saat ini — Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Demangan Barat Bangkalan Madura (PPSMC) di bawah kepengasuhan RKH. Muhammad Fakhruddin Aschal dengan dukungan dari semua sanudara-saudarinya terutama kedua adiknya; RKH. Muhammad Nasih Aschal (Anggota DPRD Jatim) dan RKH. Muhammad Karror Aschal (Panglima Sollu Community) — selepas ditinggal wafat oleh RKH. Fakhrillah Aschal.
RKH. Muhammad Fakhruddin Aschal adalah putra dari Rahimahullah KHS. Abdullah Schal yang kedelapan (ke- 8, kalau tidak salah). Beliau terkenal dengan ketawadu’annya, sopan santun dan tertutup. Demikian masyarakat menilai.
Tentang kealiman beliau memang tidak diragukan lagi. Beliau pernah mondok di Sidogiri, Makkah dan Kewagean Kediri.
Dulu, sewaktu beliau ada di pesantren, orang-orang sudah banyak berbicara bahwa ada salah satu putra dari KHS. Abdullah Schal yang luar biasa dan sangat alim, kelak beliau ini yang akan menjadi penerus Syaikhana Muhammad Khalil, namanya Lora Fakhrud. Kabar ini banyak didengar oleh santri-santri lawas, termasuk saya juga mendengar dari santri lawas.
Namun kealiman beliau ini tidak begitu nampak, kerena kalah dengan sifat tawadu’nya yang begitu tinggi, sehingga seakan-akan terkesan tertutup.
Selama ini beliau mengurusi Madrasah Diniyah Salafiyah al-Ma’rif di PPSMCH, mulai dari tingkat I’dadiyah sampai Aliyah Tarbiyatul Muta’allimin. Dari kepengurusan beliau, Madrasah al-Ma’arif mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Salah satu nasihat beliau kepada saya, dan kepada guru-guru yang lain sewaktu saya ngajar di PPSMCH, “Jangan anggap mereka itu sebagai murid-muridmu, agar kamu tidak seenaknya menyuruh-nyuruh mereka untuk urusan pribadimu.”
Memang benar, pada kenyataannya kerap kali saya memanfaatkan keguruan di pesantren untuk urusan pribadi saya. Lupa kalau saya sebenarnya juga sebagai santri, dan mereka juga santri, tiada beda. Bedanya hanya saya senior dan mereka junior.