Direktur Rumah Sakit Umum Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Bangkalan dr. Farhat Surya Ningrat mengatakan bahwa saat ini dirinya sudah tidak hanya fokus pada perangkat digitalisasi melainkan juga menyiapkan budaya kerja yang baik.
“Tidak hanya perangkat yang kita siapakan tapi budayanya, Karena sudah terbiasa manual jadi butuh effort yang lebih besar,” ucapnya seraya bersukur bahwa di RSUD Syamrabu saat ini rawat jalan sudah paper less yang artinya semua proses rekam medik sudah terekam secara digital.
Bahkan dr. Farhat mengatakan bahwa mulai Agustus digitalisasi total atau paper less juga akan mulai diterapkan di UGD. Inovasi lainnya juga prihal pelayanan akta kependudukan yang langsung bisa dilakukan di rumah sakit bagi masyarakat yang masih belum memiliki KTP dan lain sebaginya. Sehingga tidak sedikit yang datang berobat ketika sakit belum memiliki e-KTP setelah pulang dari rumah sakit sudah punya e-KTP.
“Dan sudah sering ini, datang tidak punya KTP, sakit, pulang bawa KTP,” ucapnya seraya tersenyum se
Dirinya mengaku terus berupaya memberikan inovasi terkait pelayanan karena bagaimanapun prosedur yang sudah ditetapkan harus di ikuti namun juga berupaya agar tidak memberatkan kepada masyarakat.
“Karena dipelayanan itu kita harus menjaga prosedurnya dan memudahkan masyarakat,” tegasnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Bangkalan, dr. Nurul Hidayat mengatakan bahwa kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat terkadang tidak sama dengan yang menjadi standar operasional prosedur (SOP) tenaga kesehatan.
“Kalau kita di IDI menekankan kerjakan sesuai SOP, kalau sudah SOP tapi itu lama menurut pasien tidak masalah, yang penting komunikasi,” tuturnya.
Namun begitu dirinya mengatakan bahwa setiap pelayanan kesehatan SOP nya berbeda, sehingga masyarakat diminta juga untuk memahami.
“Setiap media bisa berbeda, SOP di puskesmas dokter unum berbeda dengan SOP di dokter spesialis, SOP di UGD dengan di poli tentu juga berbeda,” lanjutnya menjelaskan bahwa setiap pelayanan kesehatan memiliki SOP tersendiri, namun terkadang masyarakat belum memahami hal tersebut sehingga dirinya berharap setiap pelayan kesehatan bisa melaksanakan tugas sesuai SOP seraya memberikan pemahaman yang baik kepada pasien agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Pesan saya Kerjakan sesuai SOP, biar hasil nya berkah,” pungkasnya seraya tidak menampik bahwa juga masih ada oknum-oknum yang kadang bakal dan memanfaatkan ketidaktahuna masyarakat, sehingga menurutnya butuh pengawasan dari masyarakat langsung agar hal-hal yang seharusnya tidak terjadi bisa di deteksi. (Hasin)