SUMENEP, Lingkarjatim.com — Bupati Sumenep, Jawa Timur, Abuya Busyro Karim mengatakan sebanyak 690 orang warga kabupaten berlambang kuda terbang beresiko terjangkit virus corona atau covid-19.
Ia menjelaskan, sebanyak 690 orang itu bukan berarti terjangkit virus yang kini mewabah disejumlah negara, termasuk Indonesia tersebut. Kata dia, 690 orang itu baru datang dari luar kota sehingga memiliki resiko akan penyebaran covid-19.
“Update pagi hari ini hingga jam 7 tadi pagi, sebanyak 690 orang dalam resiko. Bukan berarti punya penyakit, tapi misalnya orang yang baru pulang dari luar kota seperti Jakarta dan semacamnya,” kata Busyro saat konferensi pers di Pendapa Agung Sumenep, Selasa (24/03).
Selain 690 orang yang beresiko, ia mengatakan, masyarakat yang masuk dalam orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 12 orang, sedangkan pasien dalam pengawasan, positif, maupun yang meninggal dunia tidak ada.
“Sampai sekarang alhamdulillah tidak ada (PDP, red). Kemarin (warga, red) yang dikirim ke Surabaya sudah pulang dan kembali ke rumahnya karena tidak ada (negatif, red),” tambah Busyro
Kini, Pemerintah Kabupaten Sumenep tengah berupaya mencegah penularan pandemi covid-19. Tempat yang mendulang keramaian, seperti cafe saat ini sudah dibatasi waktu beroperasinya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak melaksanakan kegiatan yang mengundang keramaian. Bahkan, Bupati Sumenep juga berkoordinasi dengan sejumlah pondok pesantren untuk menunda kegiatan yang mengumpulkan massa cukup banyak.
Pemerintah Kabupaten Sumenep, kini juga tengah mempersiapkan kamar sterilisasi covid-19. Sejumlah pasar, tempat ibadah, hingga tempat pelayanan umum senantiasa disemprot dengan disenfektan.
“Sejumlah pasar di Sumenep sudah disemprot disenfektan, bahkan hingga tingkat kecamatan yang dilakukan tim di kecamatan,” kata Busyro. (Abdus Salam).