Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Berdasarkan pengalaman selama sepuluh tahun lebih berkhidmah menjadi pengurus PCNU Bangkalan, KH Makki Nasir mengatakan bahwa tantangan Nahdlatul Ulama di abad kedua ini sangatlah berat.
“Dari berbagai kajian dan pengamatan kami, Nahdlatul Ulama di abad kedua ini tantangan yang dihadapi tentu sangat berat. Namun itu semua akan terasa ringan jika niatan kita betul-betul ditata bahwa kita sebagai pengurus atau kader Nahdlatul Ulama itu dalam rangka “alaksanaagin pakonan” (melaksanakan perintah, red) siapa yang memerintah ya tentu para Ulama,” tuturnya Rabu (27/07/24).
Diabad kedua ini mau tidak mau, Nahdlatul Ulama memang harus mengikuti perkembangan zaman, namun begitu juga tidak seharusnya meninggalkan pondasi yang telah dibangun sejak lama oleh para pendahulu.
“Kita tau bahwa Nahdlatul Ulama di abad kedua ini butuh sebuah langkah-langkah yang up-to-date, aktual faktual, kekinian tapi tidak menghilangkan atau membuang konsep dasar, tidak meninggalkan pondasi yang telah dibangun di Nahdlatul Ulama,” katanya.
Bahwa membangun persatuan dan kesatuan dalam menjalankan roda organisasi butuh pemahaman terhadap konsep dasar, Apalagi menurutnya saat ini Nahdlatul Ulama memiliki banyak potensi-potensi SDM yang begitu hebat dan luar biasa.
“Cari orang NU yang punya title S3, Profesor banyak sekali, nah potensi2 yang ada ini bagaimana caranya agar merajut sebuah langkah besar dengan berbagi potensi yang dimiliki, itu sebuah tujuan utama yakni tujuan Nahdlatul Ulama baik dalam berbangsa dan beragama,” ucap tokoh yang biasa dikenal dengan sapaan akrab kiai Makki tersebut.
“Jadi seperti yang dikonsep oleh Syaichona Cholil bahwa untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada itu bukan dengan cara menyeragamkan, tapi bagaimana memaksimalkan peran dari berbagai potensi-potensi Nahdlatul Ulama ini agar melangkah bersatu dan berkarakter,” ungkapnya.
“Itulah tekad saya mengapa saya maju menjadi kandidat Konferwil PWNU Jatim 2024, dengan tetap meminta doa dari berbagai guru-guru dan ulama-ulama di Jawa Timur,” ucap Kiai Makki muantap. (Hasin)