Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Polemik Pemasangan listrik untuk pedagang pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan belum juga selesai. Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan Lukman Hakim mengaku tidak setuju dengan biaya pemasangan listrik sebsar satu juta dua ratus ribu rupiah tersebut dibebankan kepada pedagang pasar.
Bahkan setelah beberapa waktu lalu sempat melakukan audiensi ke Pj Bupati Bangkalan, Besok dirinya merencanakan akan melakukan audiensi ke komisi B DPRD kabupaten Bangkalan.
“Pertama pemasanan tiang itu kita tidak mengetahui, tau-tau nya pedagang diminta memasang listrik baru,” ucapnya Selasa (28/05/24) kepada media Lingkar Jatim.
Lukman juga menjelaskan bahwa secara aturan, menurutnya kelengkapan dan instalasi listrik di pasar itu seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
“Ketika itu dibebankan kepada pedagang, apapun alasannya, itu sudah melabrak aturan,” lanjutnya.
Bahkan dirinya mengatakan bahwa sebagian pedagang pasar yang mau memasang listrik itu mengaku terpaksa karena ditakut-takuti bahwa listriknya akan di putus dan lain sebagianya.
“Sedangkan para pedagang kan awam, sehingga mereka ketakutan karena tumpuan ekonominya memang ada dipasar,” tuturnya sambil menjelaskan bahwa sudah ada ratusan pedagang pasar yang terpaksa melakukan pembayaran untuk biaya pemasangan listrik.
Beruntung ketika mereka melakukan audiensi ke Pj Bupati Bangkalan, penarikan biaya pemasangan listrik tersebut dihentikan dan mendapatkan jaminan dari Pj Bupati Bangkalan bagi yang tidak pasang baru tidak akan ada pemadaman.
“Kita disana itu kan sistemnya sewa, kewajiban pedagang hanya bayar retribusi dan iuran listrik, bukan permasalahan pemasangan, kalau masalah pemasangan itu kan tugasnya pemkab,” lanjutnya lagi.
Lukman juga mempertanyakan pemanfaatan pendapatan yang diperoleh Pemkab Bangkalan selama ini baik itu dari retribusi pedagang maupun pendapatan biaya parkir.
“Parkir tiga juta setengah per hari dikalikan satu tahun kan sudah 1 M dua ratus lima puluh,” ungkapnya berhitung. Namun dirinya menyayangkan bahwa uang pendapatan tersebut tidak digunakan untuk kebutuhan pasar sehingga pasar tidak terawat dan sepi pengunjung serta mengakibatkan banyak pedagang pasar yang tutup dan pindah ke pasar lainnya.
“Berarti kami hanya menjadi sapi perah, kami diminta untuk bayar sewa tapi fasilitas pasar tidak dihiraukan,” ucapnya dengan nada kecewa.
Kepala Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan Septian Budiono mengatakan bahwa prihal pemasangan listrik tersebut dirinya hanya menjalankan tugas. Dirinya mengaku mendapatkan perintah untuk mensosialisasikan pemasangan listrik tersebut dari Dinas Perdagangan selaku atasannya.
“Otomatis loyalitas ke dinas kan harus ada…. Saya pasti melakukan sesuai perintah dinas,” Ucapnya.
Bahkan dirinya membantah tudingan bahwa memaksa pedagang pasar untuk memasang listrik baru dengan berbagai ancaman, dan dirinya memastikan bahwa bagi pedagang yang tidak memasang baru pun tidak akan mati apalagi diputus.
“Mungkin salah tangkap pak, saya juga sudah sampaikan ke pak lukman selaku ketua paguyuban bahwa tidak ada pemaksaan, malah saya kumpulkan teman-teman listrik siapa yang omongannya kasar seakan-akan memaksa tidak ada, cuma mungkin tanggapan orang saja,” tegasnya membantah.
“Tidak ada pasar itu mati (lampunya diputus, red) itu tidak ada, cuma bagi yang tidak pasang mungkin trafo yang turun daya itu di kelompok (dipakai bersama, red),” tuturmya menegaskan bahwa tidak akan ada pemutusan aliran listrik bagi pedagang pasar yang tidak pasang baru. (Hasin)