SAMPANG, Lingkarjatim.com – Puluhan aktivis yang tergabung didalam Forum Mahasiswa Sampang (Formasa) menggelar aksi demo di depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Rabu, 27/12/2023
Aksi mahasiswa itu dalam rangka mengevaluasi kinerja Bupati Sampang dan Wakilnya selama lima (5) tahun menjabat. Pasalnya, banyak visi-misi/janji-jani politik yang belum terlaksana.
Ketua Formasa Ghofar mengatakan, kami memberikan rapor merah kepada Bupati dan Wakil Bupati Sampang itu karena kami menilai ia telah gagal menjalankan visi misinya. Di Kota Bahari ini pembangunan belum merata, masih banyak jalan di pedesaan kondisinya sangat memperihatinkan.
“Rapor merah ini sebagai kado dan evaluasi di akhir masa Jabatan Bupati Sampang, karena ia gagal mensukseskan pembangunan secara merata. Selama ia memimpin bangunan yang direalisasikan itu hanya dinikmati oleh kroni-kroni dan orang dekatnya saja,” katanya.
Kemudian, sejumlah parameter kegagalan yang di sampaikan Formasa terhadap kepimpinan H. Slamet Junaidi dan H. Abdullah Hidayat, antara lain, dibidang Sumber Daya Manusia (SDM) Indek Pendidikan dan Indek Pembangunan Manusia (IPM), juga kemiskinan menempati peringkat terendah se Jawa Timur.
Adapun untuk bidang Ekonomi, pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak maksimal, defisit APBD 2023 mencapai Rp 38 miliar. Di bidang infrastruktur masih banyak kondisi jalan desa yang belum di cover oleh pemerintah daerah.
“Selain itu, di dalam tata kelola pemerintahan kurangnya keterbukaan, banyak pemutasian pejabat, apalagi untuk Pj Kades. Jadi, dengan hal ini Bupati Sampang terkesan semenah-menah dengan kekuasaannya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ghofar mengaku kecewa kepada Bupati Sampang yang katanya tegas dan loyal kepada semua elemin demi kemajuan Sampang. Bupati Sampang terkesan anti keritik, buktinya sudah kesekian kali Formasa melakukan aksi namun tidak pernah ditemui oleh Bupati Sampang dengan berbagai alasan.
“Kami aksi ada surat pemberitahuan, dan kami aksi bukan berangkat dari kepentingan pribadi apalagi kepentingan politik, tapi berangkat dari keresahan dan keprihatinan masyarakat yang selama ini tersumbat untuk menyampaikan kegundahannya,” pungkasnya.