Jazilul Fawaid saat merespon pernyataan menteri agama (Foto : Muhidin)
Bangkalan,Lingkarjatim.com – Memasuki pesta demokrasi di tahun 2024 mendatang, perbincangan hangat soal politik identitas terus bergulir, bahkan hingga kini suara NU di Jawa Timur masih tarik menarik, pasalnya semua bakal calon mengklaim menang.
Sebelumnya menteri mengeluarkan statemen saat berpidato di acara Pembukaan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Surabaya beberapa minggu yang lalu.
“Kalau ada yang masih memilih itu (AMIN) bid’ah,” Kata Yaqut Cholil Qoumas, Rabu (13/9/23) lalu.
Diketahui akronim kata AMIN itu merupakan singkatan dari pasangan bakal calon presiden Anies Baswedan dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar, namun Yaqut membantah saat di klarifikasi pernyataan politis tersebut, Yaqut menyebit AMIN yang dimaksud tidak ada hubungannya dengan pasangan bacapres 2024.
Dia menjelaskan bahwa amin yang dimaksud merujuk pada kepala Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Amin Suyitno.
“Itu nama orang, Amin Suyitno. Gimana sih kamu itu? Jangan digoreng goreng, kamu ini goreng goreng. Amin Suyitno kepala Badan Litbang dan Diklat, enggak ada hubungannya dengan pilres,” Jelas Yaqut.
Meskipun pernyataan itu sudah di klarifikasi, namun pernyataan Yaqut tetap menuai kritikan. Jazilul Fawaid salah satu kader PKB sekaligus wakil ketua MPR RI mengatakan, seorang Menteri Agama tidak pantas melontarkan pernyataan seperti itu, Gus Jazil sapaan akrabnya menyarankan Menteri Agama perlu belajar agama lagi.
“Ya, pak mentri Agama perlu belajar agama lagi,” Ucpanya seusai acara jalan sehat bernama AMIN di Kabupaten Bangkalan, Minggu (8/10/23).
Selain itu, tarik menarik suara Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur berdasarkan hasil survei SRS yang di Rilis 15 September 2023 yang lalu menunjukkan antara PDIP dan PKB masih menjadi arena pertarungan yang sengit, dimana PDIP 21,5%, PKB 18,1%, Gerindra 16,8%,Partai, Demokrat 7,8%, Partai Golkar 7,5%, Partai, NasDem 7,1%, PKS 3,8%, PPP 3,7%, PAN 3,3%, Partai Perindo 3,2%, Partai-partai lainnya 3,3%, Tidak tahu 3,9%.