SIDOARJO, Lingkarjatim.com – Komunitas Putih (Pejuang TB untuk Hidup) Jawa Timur bekerjasama dengan POP TB Indonesia menggelar Sosialisasi Community Based Monitoring Feedback (CBMF) – laportbc.id yang diikuti oleh para pasien TBC RO, TB SO dan organisasi penyintas TB RO, Rabu (27/09/2023)
Acara yang digelar di sebuah resto kawasan Sidoarjo tersebut mendatangkan dua narasumber yakni Dr Arif Rahman Nurdianto, Dokter RSUD Sidoarjo Barat dan juga Fajar Ahmad praktisi hukum.
Pada kesempatan tersebut Dr Arif Rahman Nurdianto mengatakan, dirinya meminta pada para penderita TBC untuk selalu semangat dan menghindari stres. Selain itu pengobatan harus terus menerus dilakukan tanpa jeda.
“Karena kalau pengobatannya tidak dilakukan terus menerus, bakteri akan resisten dan penyembuhannya akan sulit karena butuh waktu lebih lama dan dosisnya harus lebih tinggi,”ungkapnya.
Dijelaskannya, dianjurkan juga kepada para penderita TBC untuk memberikan pengertian kepada keluarga dan lingkungannya tentang penyakit yang dideritanya.
“Sangat dibutuhkan dukungan dari keluarga dan lingkungan untuk proses penyembuhan dan kemudian harus tawakkal,”ujarnya.
Menurutnya, permasalahan penyakit TBC (Tuberculosis) harus menjadi atensi pemerintah seperti juga Aids dan Stunting, karena selain berobat mereka juga membutuhkan perhatian Pasien dan penyintas terkait pekerjaan. Untuk itu dirinya meminta kepada pemerhati untuk menggandeng instansi terkait agar ada perhatian dan solusi.
“Perlu campur tangan pemerintah dalam hal ini Dinas UMKM ataupun lainnya agar para penyintas bisa mendapatkan mata pencaharian meski di rumah,”tuturnya.
Narasumber kedua Fajar Ahmad SH menyampaikan, pekerja yang sakit harus diberikan perlindungan. Regulasi terkait pekerja yang sakit sudah ada, jadi dirinya meminta segera melaporkan apabila mendapatkan kesewenang-wenangan ditempatnya bekerja.
“Pekerja yang sakit, pihak perusahaan berkewajiban merumahkan yang bersangkutan dengan tetap menerima upah penuh selama 4 bulan pertama, selanjutnya 4 bulan kedua 75 persen upah dan seterusnya hingga setahun,”tandasnya.
Sementara itu Ketua Putih Jawa Timur Erin Kusumawati mengatakan, tujuan digelarnya sosialisasi untuk memberikan pemahaman para pasien TBC terkait aplikasi laportbc.id yang didalamnya terdapat pelaporan keluhan efek samping termasuk advokasi kepada pasien yang mendapatkan diskriminasi dan stigma terhadap keluarga dan juga lingkungan. Putih juga memberikan pendampingan kepada pekerja yang menderita TBC yang diberhentikan sepihak oleh perusahaan.
“Pasien TBC sekitar 400 penderita yang mengalami perlakuan diskriminatif, dan sudah kita bawa ke LBH , yang sudah berhasil 2 pasien,”ujarnya.