SURABAYA – Lingkarjatim.com,- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, menyebut ada kerawanan mengancam pada Pemilu 2024. Berdasarkan data yang diterima Mahfud, sebanyak 56 persen masyarakat Indonesia khawatir terjadi polarisasi pada Pemilu mendatang.
“Jadi, masyarakat kita itu 56 persen khawatir terjadi perpecahan atau polarisasi. Polarisasi itu bentuknya kebohongan, pencemaran nama baik bahkan politik identitas,” kata Mahfud, dalam acara Forum Diskusi Sentra Gakkumdu di Surabaya, Selasa, 8 Agustus 2023.
Mahfud menegaskan bahwa terkait politik identitas ini menjadi catatan khusus, karena hal itu berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Juga berpotensi memecah belah masyarakat.
“Nah, politik identitas ini berbeda dengan identitas politik seperti Jawa, Madura, Bugis, dan lainnyan. Ini boleh tapi jangan jadi hal utama untuk mendiskreditkan orang lain. Kalau dipakai namanya makanya jadi politik identitas,” katanya.
Mahfud pun mengingatkan bahwa Pemilu itu mencari pemimpin bersama bukan cari musuh. Begitu selesai Pemilu secara otomatis ketegangan yang ada ikut selesai. “Mengontrol boleh, memecah jangan apalagi musuhan sampai menahun,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mencari pemimpin itu tidak ada manusia yang sempurna. Semua calon pemimpin punya sisi baik juga punya sisi buruk. “Semua pemimpin atau manusia ada baik dan jeleknya. Pilihlah jelekanya lebih sedikit, jangan sampai tidak memilih. Kita harus mampu menilai calon yang mau mendengarkan aspirasi rakyat,” katanya.