Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di beberapa Sekolah di Jawa Timur belum juga usai, mulai dari masalah zonasi hingga praktik jual beli seragam berkedok koperasi sekolah masih saja terjadi dari tahun ke tahun.
Terakhir kemaren kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur menonaktifkan Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung karena diketahui telah mewajibkan pembelian seragam melalui koperasi sekolah.
“Setiap satuan pendidikan dilarang mewajibkan orangtua atau wali murid, untuk membeli seragam dari koperasi sekolah. Jadi tidak boleh ada paksaan pembelian seragam melalui koperasi,” kata Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, Selasa, (25/07/23).
Tim media Lingkar Jatim mencoba mencari tau praktik yang terjadi di beberapa sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang ada di kabupaten Bangkalan.
Kepala sekolah SMA Kamal Dwi Imam Arif saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah mewajibkan siswa untuk membeli seragam di sekolah.
“Pada dasarnya sama dengan sekolah yang lain, jadi seragam itu kami hanya menyediakan tidak menjadi keharusan siswa untuk membeli,” ucapnya saat dikonfirmasi Rabu (26/07/23).
“Kalau toh mau beli bagi yang mampu monggo, Yang tidak mampu dan ingin membeli mereka tentunya nyicil, bahkan ada yang tidak mampu, yatim kita bebaskan,” tegasnya.
“Kita hanya membantu penyediaan di sekolah Melalui koperasi bekerjasama dengan pihak ketiga, kalaupun ada orang tua yang tidak ingin membeli tidak masalah, Intinya tidak ada unsur paksaan harus beli di kami” lanjutnya lagi.
Perihal harga yang tidak tercantum di kwitansi yang diberikan kepada siswa sehingga menimbulkan banyak persepsi, Dwi Arif menjelaskan bahwa sebenarnya harga masing-masing sudah ditunjukkan pada saat terjadi transaksi di koperasi sekolah, namun begitu dirinya mengaku hal tersebut akan menjadi evaluasi bersama.
“Ini menjadi evaluasi bagi saya dan semuanya, saya berusaha memberikan pelayanan yang terbaik, selanjutnya saya juga akan menunggu arahan pimpinan kami di cabang dinas,” katanya seraya tersenyum.