Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Pengadaan Running Text untuk papan nama kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bangkalan sempat mendapat sorotan karena dianggap janggal.
Selain harganya yang dianggap tidak wajar, pemanfaatan Running Text semahal itu juga dianggap pemborosan alias buang-buang anggaran dan tidak menganut asas efektiv dan efisiensi anggaran.
Tidak hanya itu bahkan Pemerintah Bangkalan dinilai tidak memiliki rasa kepekaan terhadap kondisi Bangkalan yang masuk kabupaten dengan penghasilan Asli Daerah (PAD) yang rendah tapi masih menghambur-hamburkan anggaran untuk hal yang tidak begitu bermanfaat yang sifatnya konsumtif, seperti yang sudah ditulis sebelumnya dengan judul “Direktur Leksdam Menilai Pengadaan Running Text Diskominfo Seharga 30 juta Lebih Tidak Wajar, Ini Alasannya”.
Menanggapi hal tersebut, Kadiskominfo Bangkalan, Agus Sugianto Zain meminta perwakilan CV Melati selaku penyedia barang untuk menjelaskan perihal harga Running Text seharga 31 juta rupiah tersebut.
Rudi selaku penyedia barang dari CV Melati menjelaskan alasan perihal harga Running Text yang dibeli oleh Diskominfo tersebut mahal.
“Running Text itu kan banyak variabelnya, pertama kita bicara pixel, yang itu pixel 10, terus warna full colour dan RGB 16 warna, nah kelebihannya ini nanti bisa menjadi vidio, otomatis bisa dikatakan mirip Vidiotron,” ucapnya menjelaskan.
Namun begitu dirinya juga mengaku menyesuaikan dengan pagu yang disediakan oleh OPD.
“Saya kembali lagi ke pagu, kenapa saya mau memberikan spek yang seperti itu, tapi secara efisiensi dan fungsi, barang ini nantinya bisa di upgrade,” lanjutnya.
Rudi juga menambahkan bahwa surat penawaran yang dibuatnya mengacu kepada anggaran yang ada dan dimaksimalkan.
“Kita membuat surat penawaran itu sesuai dengan anggaran yang ada di OPD, sebelumnya kita tanyakan anggarannya berapa, barulah buat surat penawaran, setelah itu kita tawarkan kita punya barang nih dengan spek maksimal” tuturnya lagi.
Sebelumnya Kepala Diskominfo Bangkalan, Agus Sugianto Zain sudah menjelaskan bahwa Running Text yang terpasang di kantornya tersebut bukan Running Text biasa sehingga harganya memang mahal.
“Ini bukan seperti running tek di mesjid tapi seperti videotron cuma indoor bisa ganti-ganti conten melalui internet, Selain kewajiban papan nama setiap instansi pemerintah, serta banyak tamu luar daerah yg protes karena susah cari kantor kominfo juga sesuai tupoksi untuk layanan informasi internal pemkab dan elektronisasi, Masak kominfo pakai papan nama dari beton? Yang paling penting bisa ganti-ganti konten sesuai kebutuhan informasi,” ucapnya seraya meyakinkan bahwa pilihannya menggunakan Running Text seharga 30 juta lebih tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan, Rabu (17/02/23) lalu. (Hasin)